Pengalaman Ku Di Panti Pijat
Cerita Dewasa - Hallo, gue Aris, gue sekarang kerja di sebuah perusahaan multinasional.
sekedar gambaran, umur gue 27, kulit putih, atletis, muka cukupan kata para karyawanku, dan yang paling penting penis gue sob, panjang 17 cm.
Pagi ini gue mudik, karena kebetulan hari sabtu gue berencana pulang ke kota, karena tempat gue bekerja lebih banyak di tempat produksi yang tempatnya ada di daerah perkebunan yang sejuk dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Sengaja gue berangkat pagi, agar perjalan bisa santai dan tidak terlalu malam sampai di rumah, skitar jam 7 pagi mobil CRV gue mulai menuruni jalan berkelok dan curam hingga 1,5 jam kemudian mulai memasuki jalan utama. sekitar jam 11 siang gua singgah di sebuah kota P yang cukup ramai, maksud hati ingin istirahat sambil mengisi perut.
Setelah selesai makan dan istirahat sejenak, aku mulai melajukan kendaranku menuju luar kota, sekitar 5-6 jam perkiraan aku bisa sampai ke kota tujuan, namun baru sekitar setengah jam perjalanan dan tepatnya dipinggiran kota aku membaca sebuah papan nama Refleksi Tradisional, maka tanpa pikir panjang aku langsung membelokan mobil gue ke halaman parkir tempat refleksi tersebut.
Saat memasuki ruang beranda, aku disambut leh seorang room boy yang dengan ramah mempersilahkan untuk memilih salah satu foto yang terpajang di meja kasir, tanpa pikir panjang langsung saja jari gue menunjuk salah satu foto yang terpajang di barisan paling bawah,
Sesampainya di ruang terapi kebetulan gue memilih yang VIP, ruangan cukup sempit ukuran 2,5 X 3 m terdapat sebuah ranjang lebar, lengkap dengan bantal, guling dan selimut. aku heran ini tempat refleksi apa kamar penginapan, ruang cukup dingin ber AC, ruang shower sempit untuk mandi dan TV flat tertempel didindig.
Lima menit kemudian pintu diketuk, setelah kupersilahkan masuk munculah seorang wanita muda kira-kira berumur 17 tahunan mengajak gw salaman. setelah menanyakan mau minum apa maka wanita yang memeperkenalkan diri dengan nama seli ini memberikan sebuah handuk. setelah itu dia pergi pamit hendak memesan minuman di kasir.
setelah mencopot seluruh pakaian hanya tersisa celana dalam saja,aku menggunakan handuk dililitkan di pinggang dan tidur tengkurap,bantalnya cukup bersih dan wangi membuat birahiku naik dan libidoku mulai terangsang.
setelah memijat dengan metode yang pas-pasan, lalu seli megatakan bahwa pijatnya sudah selesai dan menanyakan mau apa lagi?
" memangnya ada apa lagi selain pijat sel?"
"masnya mau apa aja asal cocok harganya" kata seli
setelah kutanya panjang lebar, ternyata untuk Coli atau pijat sehat menggunakan tangan alias kocok penis seli menarjet 300 ribu untuk tips nya saja, belum termasuk pembayaran jasa pijat.
lalu aku tanya
"kalau full bodi sel?, "
"Maksudnya mas?"
"Ya seli melayani mas full badan bukan cuma tangan"
Seli tertunduk, diam... lalu aku pegang tanganya,
"aku masih perawan mas, selama ini aku hanya melayani menggunakan tangan, kalau mas pingin yang full bisa aku panggilkan kawan yang lain yang sudah biasa melayani begituan"
sekedar gambaran, umur gue 27, kulit putih, atletis, muka cukupan kata para karyawanku, dan yang paling penting penis gue sob, panjang 17 cm.
Pagi ini gue mudik, karena kebetulan hari sabtu gue berencana pulang ke kota, karena tempat gue bekerja lebih banyak di tempat produksi yang tempatnya ada di daerah perkebunan yang sejuk dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Sengaja gue berangkat pagi, agar perjalan bisa santai dan tidak terlalu malam sampai di rumah, skitar jam 7 pagi mobil CRV gue mulai menuruni jalan berkelok dan curam hingga 1,5 jam kemudian mulai memasuki jalan utama. sekitar jam 11 siang gua singgah di sebuah kota P yang cukup ramai, maksud hati ingin istirahat sambil mengisi perut.
Setelah selesai makan dan istirahat sejenak, aku mulai melajukan kendaranku menuju luar kota, sekitar 5-6 jam perkiraan aku bisa sampai ke kota tujuan, namun baru sekitar setengah jam perjalanan dan tepatnya dipinggiran kota aku membaca sebuah papan nama Refleksi Tradisional, maka tanpa pikir panjang aku langsung membelokan mobil gue ke halaman parkir tempat refleksi tersebut.
Saat memasuki ruang beranda, aku disambut leh seorang room boy yang dengan ramah mempersilahkan untuk memilih salah satu foto yang terpajang di meja kasir, tanpa pikir panjang langsung saja jari gue menunjuk salah satu foto yang terpajang di barisan paling bawah,
Sesampainya di ruang terapi kebetulan gue memilih yang VIP, ruangan cukup sempit ukuran 2,5 X 3 m terdapat sebuah ranjang lebar, lengkap dengan bantal, guling dan selimut. aku heran ini tempat refleksi apa kamar penginapan, ruang cukup dingin ber AC, ruang shower sempit untuk mandi dan TV flat tertempel didindig.
Lima menit kemudian pintu diketuk, setelah kupersilahkan masuk munculah seorang wanita muda kira-kira berumur 17 tahunan mengajak gw salaman. setelah menanyakan mau minum apa maka wanita yang memeperkenalkan diri dengan nama seli ini memberikan sebuah handuk. setelah itu dia pergi pamit hendak memesan minuman di kasir.
setelah mencopot seluruh pakaian hanya tersisa celana dalam saja,aku menggunakan handuk dililitkan di pinggang dan tidur tengkurap,bantalnya cukup bersih dan wangi membuat birahiku naik dan libidoku mulai terangsang.
setelah memijat dengan metode yang pas-pasan, lalu seli megatakan bahwa pijatnya sudah selesai dan menanyakan mau apa lagi?
" memangnya ada apa lagi selain pijat sel?"
"masnya mau apa aja asal cocok harganya" kata seli
setelah kutanya panjang lebar, ternyata untuk Coli atau pijat sehat menggunakan tangan alias kocok penis seli menarjet 300 ribu untuk tips nya saja, belum termasuk pembayaran jasa pijat.
lalu aku tanya
"kalau full bodi sel?, "
"Maksudnya mas?"
"Ya seli melayani mas full badan bukan cuma tangan"
Seli tertunduk, diam... lalu aku pegang tanganya,
"aku masih perawan mas, selama ini aku hanya melayani menggunakan tangan, kalau mas pingin yang full bisa aku panggilkan kawan yang lain yang sudah biasa melayani begituan"
Film Bokep - mendengar penjelasan seli begitu, aku yang tadinya hanya bernaiat iseng jadi semakin tertarik dan otak kotorku mulai bekerja, wah aku harus mendapatkan keperawanaan seli ini pikirku.
Maka aku katakan ke seli
"sel mas belum pernah begituan, mas takut kalau sama orang yang sudah biasa dengan orang lain, takut kena penyakit"
"Tapi seli masih perawan mas"
"Berapa kau minta sel untuk keperawananmu?" pikiranku sudah bulat, apabila benar maih perawan untuk gadis semuda dan secantik selli aku berani 5 juta untuk keperawananya.
"Dua juta mas berani?"
Aku tersentak, wah.... anugerah ini. maka walaupun hatiku berteriak gembira namun aku pura-pura biasa saja.
"sebenarnya mahal banget sel, tapi jika benar kamu perawan aku berani-beraniin " kataku pura-pura
"kalau mas serius mana uangnya dulu"
langsung aku bayar cash 2 juta dengan sarat seli akan nurut apa saja yang aku mau, dan seli setuju.
"mas, tapi kalau disini kurang nyaman mas, gemana kalu mas ajak aku keluar saja" kata seli
Setelah bersepakat dengan seli, ternyata untuk mengajak terapis keluar dari tempat pijat kita diharuskan membayar cas, dimana dihitung per jamnya Rp.100.000,- , tapi kalau mau ful seharian sampai sore/malam cukup membayar cas Rp. 800.000,-
Maka setelah membayar cas Rp.800.000,- untuk full time, aku segera mengajak seli ke kendaraan ku, lalu aku mengajak seli ke sebuah hotel yang cukup jauh di pinggiran kota yang aku lihat sangat nyaman.
Sesaat setelah aku memesan kamar melalui recepcionis, aku jemput seli yang masih menunggu di dalam mobil yang aku parkirkan di halaman belakang.
Aku ajak seli menuju kamar 201 yang ada di lantai 3 menggunakan lift. saat kugandeng tangan selli terasa bergetar, sepertinya seli merasa grogi.
Sesampainya di kamar, aku sengaja mengajak seli untuk santai terlebih dahulu.. bahkan seli pamit untuk mandi, sesaat setelah selesai mandi aku persilahkan seli untuk minum dan makan apa yg ada di lemari pendingin mini bar yang ada di kamar itu. dan akupun menyempatkan membersihkan diri dari bekas lotion saat pijat tadi.
Saat keluar dari kamar mandi, kulihat seli masih menggunakan handuk yang membelit tubuhnya tanpa pakaian, dan dia duduk di atas kasur sambil melihat tv. aku menyusul duduk disampingnya dimana aku sendiri masih menggunakan handuk dan tanpa sehelai benangpun.
Aku peluk tubuh seli, aroma sabun masih melekat di tubuh kami, menambah kesegaran dan gairah, aku lumat bibis seli yang tipis dan ranum itu...
Seli awalnya hanya diam, namun lama kelamaan mulai mengimbangi lumatanku.... tubuhnya seperti menggigil... aku telusuri leher jenjangnya menggunakan lidah dan bibirku, sesekali aku kecup dan aku jilat. telinganyapun tek luput dari hisapan dan jilatan liarku...
Seli mulai terangsang hebat, tubuhnya mulai rebah, handuk yang dikenakanyapun mulai lepas dengan sendirinya... jilatanku mulai turun melalui leher lalu ke payudaranya, payudara yang baru tumbuh bentuknya biasa saja, namun putingnya terlihat kecil dan panjang...
Aku tersenyum, memang bentuk payudara cewek beda-beda, ada yang bulat ada yang lancip, ada yang besar ada yang kecil, ada yang putingnya panjang kaya punya seli ada pula yang putingnya melesak kedalam.
Maka aku katakan ke seli
"sel mas belum pernah begituan, mas takut kalau sama orang yang sudah biasa dengan orang lain, takut kena penyakit"
"Tapi seli masih perawan mas"
"Berapa kau minta sel untuk keperawananmu?" pikiranku sudah bulat, apabila benar maih perawan untuk gadis semuda dan secantik selli aku berani 5 juta untuk keperawananya.
"Dua juta mas berani?"
Aku tersentak, wah.... anugerah ini. maka walaupun hatiku berteriak gembira namun aku pura-pura biasa saja.
"sebenarnya mahal banget sel, tapi jika benar kamu perawan aku berani-beraniin " kataku pura-pura
"kalau mas serius mana uangnya dulu"
langsung aku bayar cash 2 juta dengan sarat seli akan nurut apa saja yang aku mau, dan seli setuju.
"mas, tapi kalau disini kurang nyaman mas, gemana kalu mas ajak aku keluar saja" kata seli
Setelah bersepakat dengan seli, ternyata untuk mengajak terapis keluar dari tempat pijat kita diharuskan membayar cas, dimana dihitung per jamnya Rp.100.000,- , tapi kalau mau ful seharian sampai sore/malam cukup membayar cas Rp. 800.000,-
Maka setelah membayar cas Rp.800.000,- untuk full time, aku segera mengajak seli ke kendaraan ku, lalu aku mengajak seli ke sebuah hotel yang cukup jauh di pinggiran kota yang aku lihat sangat nyaman.
Sesaat setelah aku memesan kamar melalui recepcionis, aku jemput seli yang masih menunggu di dalam mobil yang aku parkirkan di halaman belakang.
Aku ajak seli menuju kamar 201 yang ada di lantai 3 menggunakan lift. saat kugandeng tangan selli terasa bergetar, sepertinya seli merasa grogi.
Sesampainya di kamar, aku sengaja mengajak seli untuk santai terlebih dahulu.. bahkan seli pamit untuk mandi, sesaat setelah selesai mandi aku persilahkan seli untuk minum dan makan apa yg ada di lemari pendingin mini bar yang ada di kamar itu. dan akupun menyempatkan membersihkan diri dari bekas lotion saat pijat tadi.
Saat keluar dari kamar mandi, kulihat seli masih menggunakan handuk yang membelit tubuhnya tanpa pakaian, dan dia duduk di atas kasur sambil melihat tv. aku menyusul duduk disampingnya dimana aku sendiri masih menggunakan handuk dan tanpa sehelai benangpun.
Aku peluk tubuh seli, aroma sabun masih melekat di tubuh kami, menambah kesegaran dan gairah, aku lumat bibis seli yang tipis dan ranum itu...
Seli awalnya hanya diam, namun lama kelamaan mulai mengimbangi lumatanku.... tubuhnya seperti menggigil... aku telusuri leher jenjangnya menggunakan lidah dan bibirku, sesekali aku kecup dan aku jilat. telinganyapun tek luput dari hisapan dan jilatan liarku...
Seli mulai terangsang hebat, tubuhnya mulai rebah, handuk yang dikenakanyapun mulai lepas dengan sendirinya... jilatanku mulai turun melalui leher lalu ke payudaranya, payudara yang baru tumbuh bentuknya biasa saja, namun putingnya terlihat kecil dan panjang...
Aku tersenyum, memang bentuk payudara cewek beda-beda, ada yang bulat ada yang lancip, ada yang besar ada yang kecil, ada yang putingnya panjang kaya punya seli ada pula yang putingnya melesak kedalam.
Foto Bokep - Aku sengaja memainkan payudara seli menggunakan mulut dan lidahku, ku kecup mulai dari pangkal hingga berahir di puting, lalu aku hisap dan aku sedot membuat seli merintih... kulakukan secara bergantian dari yang kanan hingga yang kiri...
kini tangan seli telah dilingkarkanya di leherku
Paha mulus seli yang telah terbuka, kini aku belai menggunakan telapak tanganku, sesekali pinggang seli terangkat karena geli dan terangsang...
"ahhh.... ah...."
rintihan lirih seli mulai terdngar, apalagi saat jariku menyentuh clitorisnya.. tubuh seli bergetar hebat..
"sel apa kamu benar-benar belum pernah disentuh cowok" tanyaku...
"hhhhh belum mas sumpah... kalau megang burung cowok sering, tapi di pegang tanpa pakaian baru kali ini mas" jawab seli di sela-sela rintihanya..
"aku suka kamu mas... kamu lembut dan membuatku nyaman... makanya aku mau kaya gini" lanjut seli..
Akupun jadi penasaran dan ingin melihat seperti apa vagina seli.
lalu mukaku aku turunkan ke perut dan menuju ke pusar seli, seli tertawa geli... lalu aku turun ke vagina seli yang telah ditumbuhi rambut halus yang berwarna pirang, walau lumayan lebat namun tidak sampai menutupi lobang kenikmatan itu.
Sejenak kulihat masih sangat rapi, bibir vagina seli masih rata, saat ku sibak bibir dalamnya pun masih menutup rapat.
Aku mencoba menjilat clitoris seli dan dia mengangkat pinggagnya membuat mulutku semakin dalam menjilat bibir vaginanya...
Sesaat setelah seli menurunkan pinggangnya aku sibak kedua bibir vagina seli ke kanan dan kiri, benar saja lobang vagina selimasih terlihat rapat, dan ada gumpalan daging yang jika di tarik mirip balon yang berlobang kecil-kecil... wah benar ini anak memang masih virgin gumamku dalam hati.
setelah puas memainkan vagina seli aku sengaja berbaring di sebelah seli, dan aku minta seli gantian memainkan penisku, kulihat seli sudah tidak begitu kaget dan kikuk memegang burungku mungkin karena sudah biasa mengocok penis pria yang ia pijat.. lalu aku memintanya untuk menghisap saja...
"sel jangan di kocok.. blowjob saja"
Maka seli dengan rakus menjilat dan menghisap penisku, namun aku tau kalau seli sepertinya baru melakukan blowjob, ini terasa dari giginya yang beberapa kali sempat mengenai ujung penisku.
Setelah burungku tegak dan membesar, seli lumayan tercengang, karena kalau dari diameter biasa saja katanya, tapi panjangnya beda, ditambah rada bengkok dan kepala penisku memang lebih besar dari batangnya...
kini tangan seli telah dilingkarkanya di leherku
Paha mulus seli yang telah terbuka, kini aku belai menggunakan telapak tanganku, sesekali pinggang seli terangkat karena geli dan terangsang...
"ahhh.... ah...."
rintihan lirih seli mulai terdngar, apalagi saat jariku menyentuh clitorisnya.. tubuh seli bergetar hebat..
"sel apa kamu benar-benar belum pernah disentuh cowok" tanyaku...
"hhhhh belum mas sumpah... kalau megang burung cowok sering, tapi di pegang tanpa pakaian baru kali ini mas" jawab seli di sela-sela rintihanya..
"aku suka kamu mas... kamu lembut dan membuatku nyaman... makanya aku mau kaya gini" lanjut seli..
Akupun jadi penasaran dan ingin melihat seperti apa vagina seli.
lalu mukaku aku turunkan ke perut dan menuju ke pusar seli, seli tertawa geli... lalu aku turun ke vagina seli yang telah ditumbuhi rambut halus yang berwarna pirang, walau lumayan lebat namun tidak sampai menutupi lobang kenikmatan itu.
Sejenak kulihat masih sangat rapi, bibir vagina seli masih rata, saat ku sibak bibir dalamnya pun masih menutup rapat.
Aku mencoba menjilat clitoris seli dan dia mengangkat pinggagnya membuat mulutku semakin dalam menjilat bibir vaginanya...
Sesaat setelah seli menurunkan pinggangnya aku sibak kedua bibir vagina seli ke kanan dan kiri, benar saja lobang vagina selimasih terlihat rapat, dan ada gumpalan daging yang jika di tarik mirip balon yang berlobang kecil-kecil... wah benar ini anak memang masih virgin gumamku dalam hati.
setelah puas memainkan vagina seli aku sengaja berbaring di sebelah seli, dan aku minta seli gantian memainkan penisku, kulihat seli sudah tidak begitu kaget dan kikuk memegang burungku mungkin karena sudah biasa mengocok penis pria yang ia pijat.. lalu aku memintanya untuk menghisap saja...
"sel jangan di kocok.. blowjob saja"
Maka seli dengan rakus menjilat dan menghisap penisku, namun aku tau kalau seli sepertinya baru melakukan blowjob, ini terasa dari giginya yang beberapa kali sempat mengenai ujung penisku.
Setelah burungku tegak dan membesar, seli lumayan tercengang, karena kalau dari diameter biasa saja katanya, tapi panjangnya beda, ditambah rada bengkok dan kepala penisku memang lebih besar dari batangnya...
Foto Bokep - Aku minta seli untuk diatas, agar dia bisa mengontrol seberapa dalam masuknya penisku.
maka selipun mengengkangiku lalu mencoba menggesekan kepala penisku yang mulai licin terkena pelumas alami yang sesekali melelleh dari ujung penisku.
Beberapa kali seli mencoba memasukan kepala penisku namun sepertinya dia masih merasa ngilu hingga ia kembali menghentikanya sampai pada saatnya kepala penisku terasa sudah mentok di selaput daranya aku hentakan pinggangku ke atas dan brettt.... terasa ujung penisku menembus selaput daranya. seli terhenyak hingga lepas kontrol dan jatuh tersimpuh membeuat penisku makin dalam...
Kurasakan denyutan vagina seli... aku sengaja membiarkan vagina seli dan penisku saling berinteraksi hingga ahirnya seli mulai menggerakan pinggangnya naik turun....
Rasa nikmat dan sensasi dari vagina perawan memang beda, sobekan daging bercampur darah perawan membuat vagina terasa kesat dan menimbulkan sensasi kenikmatan yang berbeda.
semakin lama gerakan seli semakin berirama, dia mulai mencari titik-titik kenikmatan didalam vaginanya hingga pada ahirnya goyangan seli semakin tak terkendali dan tubuh seli melengkung dan penisku dihujamkanya hingga terasa menabrak didnding rahimnya sampai terasa ngilu rasanya dan tubuh seli terhenyak-henyak sambil melolong panjang:
" ah,,,,,,,,,,, mas...... ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmrrrr"
Seli mencapai orgasmenya yang pertama...
Aku merasa puas, selain seli telah berhasil aku perawani, selipun sudah berhasil mencapai orgasme. kini tinggal bonusnya saja pikirku.
Tanpa melepas penis, kini tubuh seli yang tadinya diatasku ku balik jadi berposisi di bawahku, sengaja ku selipkan bantal di bawah pinggangnya agar aku lebih leluasa saat memompanya...
Kini aku yang bekerja, ku pompa vagina seli yang sudah terasa lebih lembut dan licin sampai beberapa kali penisku hampirterlepas saat aku menarik penisku lalu menghujamkanya lagi, sepertinya seli mulai menemukan titik-titik kenikmatanya, aku menebak kalau seli lebih mudah terangsang saat vaginanya di kocok dengan gerakan yang cepat dan keras... maka aku coba untuk mempercepat kocokan penisku, ternyata tebakanku benar...
Seli merintih dan meracau tak karuan, pinggangnya bergoyang dan berayun, kedua kakinya di lingkarkan di pinggangku dan ini membuatku semakin bersemangat memberi rangsangan yang sebenarnya membuatku jadi semakin terangsang dan ujung peniskumulai berdenyut ingin menyemburkan seluruh isinya, namun aku mencoba untuk bertahan hingga seli keluar untuk kedua kalinya..
Taka lama berselang, tangan selimencengkeram keras punggungku. dan kaki seli terasa semakin erat menahan penisku untuk semakin dalam terhujam... dan : " ah............... maaaaaaassssssssssssss aku sampai lagiiiiiii massssssss owh........ mas......" pekik seli tak peduli lagi dengan orang diluar apa ada yang mendengar apa tidak.
Sesaat sesudah seli terlihat tenang aku mencabut penisku yang masih basah berkilau oleh cairan kenikmatan seli. dan aku sengaja menaruhnya di perut seli. lalu aku menggoyang kanya maju mundur. dan crottt crotttt, crottttt...... keluarlah semua lahar panas yang sedari tadi tertahan, kental dan panas menyembur ke dada, leher dan rambut seli. seli hanya tertawa...
Lalu setelah semuanya kurasa tuntas, aku mengambil tisu dan membersihkan tubuh seli yang terkena air maniku.
"Mas biasanya aku jijik lho sama air mani, tapi punya mas... aku ga jijik" kata seli
"makasih ya sel" jawabku
"iya mas, aku juga makasih, aku sudah melepas keperawananku pada orang yang aku suka, karena dari dulu aku takut keperawananku di renggut paksa oleh para pelanggan yang aku tidak suka"
Lalu kamipun tertidur sambil berpelukan.
maka selipun mengengkangiku lalu mencoba menggesekan kepala penisku yang mulai licin terkena pelumas alami yang sesekali melelleh dari ujung penisku.
Beberapa kali seli mencoba memasukan kepala penisku namun sepertinya dia masih merasa ngilu hingga ia kembali menghentikanya sampai pada saatnya kepala penisku terasa sudah mentok di selaput daranya aku hentakan pinggangku ke atas dan brettt.... terasa ujung penisku menembus selaput daranya. seli terhenyak hingga lepas kontrol dan jatuh tersimpuh membeuat penisku makin dalam...
Kurasakan denyutan vagina seli... aku sengaja membiarkan vagina seli dan penisku saling berinteraksi hingga ahirnya seli mulai menggerakan pinggangnya naik turun....
Rasa nikmat dan sensasi dari vagina perawan memang beda, sobekan daging bercampur darah perawan membuat vagina terasa kesat dan menimbulkan sensasi kenikmatan yang berbeda.
semakin lama gerakan seli semakin berirama, dia mulai mencari titik-titik kenikmatan didalam vaginanya hingga pada ahirnya goyangan seli semakin tak terkendali dan tubuh seli melengkung dan penisku dihujamkanya hingga terasa menabrak didnding rahimnya sampai terasa ngilu rasanya dan tubuh seli terhenyak-henyak sambil melolong panjang:
" ah,,,,,,,,,,, mas...... ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmrrrr"
Seli mencapai orgasmenya yang pertama...
Aku merasa puas, selain seli telah berhasil aku perawani, selipun sudah berhasil mencapai orgasme. kini tinggal bonusnya saja pikirku.
Tanpa melepas penis, kini tubuh seli yang tadinya diatasku ku balik jadi berposisi di bawahku, sengaja ku selipkan bantal di bawah pinggangnya agar aku lebih leluasa saat memompanya...
Kini aku yang bekerja, ku pompa vagina seli yang sudah terasa lebih lembut dan licin sampai beberapa kali penisku hampirterlepas saat aku menarik penisku lalu menghujamkanya lagi, sepertinya seli mulai menemukan titik-titik kenikmatanya, aku menebak kalau seli lebih mudah terangsang saat vaginanya di kocok dengan gerakan yang cepat dan keras... maka aku coba untuk mempercepat kocokan penisku, ternyata tebakanku benar...
Seli merintih dan meracau tak karuan, pinggangnya bergoyang dan berayun, kedua kakinya di lingkarkan di pinggangku dan ini membuatku semakin bersemangat memberi rangsangan yang sebenarnya membuatku jadi semakin terangsang dan ujung peniskumulai berdenyut ingin menyemburkan seluruh isinya, namun aku mencoba untuk bertahan hingga seli keluar untuk kedua kalinya..
Taka lama berselang, tangan selimencengkeram keras punggungku. dan kaki seli terasa semakin erat menahan penisku untuk semakin dalam terhujam... dan : " ah............... maaaaaaassssssssssssss aku sampai lagiiiiiii massssssss owh........ mas......" pekik seli tak peduli lagi dengan orang diluar apa ada yang mendengar apa tidak.
Sesaat sesudah seli terlihat tenang aku mencabut penisku yang masih basah berkilau oleh cairan kenikmatan seli. dan aku sengaja menaruhnya di perut seli. lalu aku menggoyang kanya maju mundur. dan crottt crotttt, crottttt...... keluarlah semua lahar panas yang sedari tadi tertahan, kental dan panas menyembur ke dada, leher dan rambut seli. seli hanya tertawa...
Lalu setelah semuanya kurasa tuntas, aku mengambil tisu dan membersihkan tubuh seli yang terkena air maniku.
"Mas biasanya aku jijik lho sama air mani, tapi punya mas... aku ga jijik" kata seli
"makasih ya sel" jawabku
"iya mas, aku juga makasih, aku sudah melepas keperawananku pada orang yang aku suka, karena dari dulu aku takut keperawananku di renggut paksa oleh para pelanggan yang aku tidak suka"
Lalu kamipun tertidur sambil berpelukan.
0 comments: