Friday, March 30, 2018

Cerita Dewasa Dengan Tante Ani

Cerita Dewasa Dengan Tante Ani 

http://planetngentot.blogspot.com


Cerita DewasaKini aku sudah semakin dewasa. Usiaku telah menjelang 18 tahun dan sudah duduk di kelas 3 SMA.
Hubunganku dengan  dan kak Erni tetap berjalan dengan lancar dan harmonis.
Kalau mama mengajak aku menengok kak Erni, maka aku pasti melakukannya dengan kak Erni setiap ada kesempatan, tentu saja aku harus hati-hati agar opa dan oma tidak curiga.

Hubunganku dengan mama sendiri makin lekat saja, mama yang juga kuanggap istriku benar-benar bahagia bersamaku.
Mama makin terlihat matang dan seksi.
Setiap hari kami reguk kenikmatan bersama.

Namun mama juga suka mengingatkan agar aku juga mencari pacar, namun aku juga masih tetap menjawab dengan sama seperti alasanku dahulu.
Lagian bukan aku tidak mau mencari pacar, namun memang aku belum menemukan yang cocok dengan hati dan seleraku.

Minggu pagi, aku dalam perjalanan mengantar mama ke airport.
Mama dan beberapa karyawannya akan pergi ke Singapore dan Malaysia selama 2 minggu guna meninjau dan mengurus kerjasama dengan beberapa Perusahaan di sana.
Merana deh aku, bakalan lama puasa.

Dua hari terakhir mama memuaskan aku dan dirinya berulang-ulang kali karena 2 minggu ke depan kami tidak akan bertemu dulu.
Sebenarnya mama bukannya tidak mau mengajakku ikut, namun aku sedang tidak libur sekolah saat itu.
Mobil yang kukendarai mulai memasuki tol bandara, belum terlalu ramai.

Tangan mama mulai jahil meremas-remas tongkolku yang masih di balik celana, akhirnya mama menyuruhku mengangkat pantatku sebentar dari kursi mobil guna menurunkan celanaku sedikit.
ÔÇ£Mau ngapain sih ma..?ÔÇØ
ÔÇ£Sudah kamu diam saja, mama mau service kamu, kan kasihan nanti kamu bakalan lama puasa Wan..ÔÇØ
ÔÇ£Ya.. iya sih, tapi nanti mama siapkan tissue ya, aku nggak mau keluar di mulut mama, takut merusak dandanan mama, nanti mulut mama belepotan, juga biar tidak kena baju mama.
Nanti aku kasih tahu kalau aku mau keluar.ÔÇØ

Mama segera mengambil beberapa lembar tissue, lalu mulai memainkan tongkolku, lidahnya mulai menjilati seluruh tongkolku, akupun memindahkan jalur menyetirku ke jalur kiri, berjalan dengan kecepatan sedang saja.

Mama mulai mengulum dan menghisap tongkolku, tangannya memainkan dan meremas bijiku, ugh nikmat sekali, sesekali sebelah tanganku meremas dan menjambak rambut mama pelan karena merasakan nikmatnya Oralan mama.

Ketika akan keluar aku segera memberitahukan pada mama, mama lalu menaruh tissue di sekitar kepala tongkolku, tangannya yang lainnya mengocok tongkolku, akhirnya akupun mencapai klimaks.

Aku hentikan sebentar mobil guna memudahkan merapikan celana.
Mama membuang tissue yang sudah penuh spermaku.

Mama kemudian menciumku, kan nanti nggak mungkin aku dan mama berciuman dengan hot di bandara.
Lalu kami melanjutkan perjalanan.

Tiba di airport aku antarkan mama ke ruang tunggu kelas bisnis.
Kulihat beberapa karyawan mama, 2 orang pria dan 2 wanita yang sudah kukenal, sebentar aku bicara dengan mereka berbasa-basi, sementara mama menerima laporan dari seorang karyawannya.

Tak lama mama dan aku kembali bisa berdua dan memilih duduk agak di pojok, berbicara sebentar sebelum mama masuk ke dalam.

ÔÇ£Wan, nanti pulangnya mama tidak usah kamu jemput, karena schedule terakhirnya kurang pasti, ada kemungkinan ada tambahan atau pengurangan peninjauan, namun tetap makan waktu 2 mingguan, hanya hari kepulangannya belum pasti.ÔÇØ

ÔÇ£Ya sudah kalau memang begitu.. ma.ÔÇØ
ÔÇ£Oh ya mama lupa bilang, minggu lalu mama telepon
 Ani, minta dia sering mampir lihat kamu selama mama pergi, namun ternyata suaminya juga sedang ada kerja di luar kota sebulan ini, jadi dia bilang dia sekalian saja nginap di rumah.ÔÇØ

ÔÇ£Wah bagus tuh ma, jadi Irwan ada yang nemani di rumah.ÔÇØ
ÔÇ£Oke Wan, kamu pulang saja sekarang, nggak usah nunggu mama sampai berangkat, ada anak buah mama juga kok di sini.ÔÇØ

ÔÇ£Ya sudah, hati-hati dan semoga sukses ya ma.ÔÇØ
ÔÇ£Kamu juga Wan, jangan bandel ya, sebenarnya mama kasihan juga nih kamu kelamaan puasanya.. hehehe.ÔÇØ

Akupun segera berdiri memeluk dan mengecup pipi mama, kemudian menghampiri karyawan mama, berbasa-basi sebentar, lalu menjabat tangan mereka dan mengucapkan selamat jalan.
Aku segera menuju parkiran mobil.

Saat sedang dalam pejalanan pulang, aku menyetir sambil mendengarkan lagu dan melamun, sambil berpikir apa yang akan aku lakukan selama 2 minggu ini, paling sekolah dan kalau mau jalan sama teman.
Lalu aku ingat.. oh iya tante Ani kan mau datang, aku jadi senang dan semangat.

Tante Ani, adalah adik mama yang paling kecil. Mama adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara.
Semuanya sudah menikah.

Kakak mama yang tertua, Om Aldo, tinggal di Bandung, memegang bisnis opaku.
Lalu adik mama, Tante Eri, tinggal di Bandung juga dan Tante Ani, di Jakarta.

Mama paling dekat dan sayang sekali sama Tante Ani. Usianya beda 5 tahun dengan mama.
Waktu aku umur 18, Tante Ani berumur 33 tahun.

Tante Ani sudah menikah dengan Om Heri, hampir 10 tahun, namun belum dikaruniai anak.
Kalau dari percakapan yang pernah kudengar saat mama dan tanteku sedang ngobrol, tante dan omku sudah memeriksakan diri ke ahli kandungan dan tidak ada kelainan, keduanya sehat dan subur.

Mungkin memang belum waktunya tante hamil.
Rumah mereka sekitar 15 menit dari rumahku, hanya dihuni tante Ani, Om Heri dan pembantu yang sudah lama ikut, Mbok Nem.

Om Heri bekerja di sebuah perusahaan pertambangan, terkadang sering tugas ke luar kota ke lokasi pertambangan dalam waktu yang lama.
Tante Ani sering datang ke rumah, kadang menginap, mama memberikan juga kunci serep rumah padanya.
Terkadang aku juga suka mampir ke rumahnya.

Mama sering jalan bareng sama Tante Ani, kadang ke mall, supermarket, atau ke salon.
Kalau mau curhatan juga keduanya kompak.
Singkatnya mama paling dekat dan sayang sama adiknya yang satu ini.
Namun yang pasti mama tidak memberitahukan rahasia hubungan kami.

Aku dan kak Erni juga suka sekali sama tante Ani, orangnya cuek benar, kalau ngomong ke aku juga gayanya bisa seperti remaja, funky juga gitu, jadi kalau ngomong degan aku bisa nyambung dan asik.

Tante Ani dan Om Heri selalu baik sama aku dan kakakku, mungkin karena mereka belum punya anak, jadi menganggap kami seperti anak mereka.

Secara fisik, jujur saja tante Erni mungkin adalah bahan fantasiku tersering di posisi kedua setelah mama saat aku masih rajin masturbasi.

Tinggi tante Ani sedikit lebih pendek dari mama, wajahnya juga cantik, kulitnya kuning langsat dengan tubuh yang seksi dan menggiurkan.
Pinggul dan pantatnya montok. Tapi yang paling kusuka adalah teteknya.

Tetek tante Ani lebih besar dari mamaku. Aku paling sering berfantasi membayangkan teteknya itu.
Kalau sedang bertemu kadang mataku selalu tak tahan melirik tetek tante Ani yang besar dan menggairahkan tersebut.

Kalau ketahuan olehnya saat aku sedang menatap tubuhnya, tante Ani tidak pernah marah, hanya tersenyum saja dan aku yang jadi salah tingkah dan malu hati.
Karena orangnya cuek dan nggak menjaga jarak sama aku, aku jadi sulit menebak isi pikiran dan hatinya.
Sebenarnya aku amat berkeinginan dan berhasrat untuk mencoba melakukan hubungan seks dengannya, namun kesempatannya belum ada dan aku takut mama dan tante Ani marah.
Lagipula mama dan kak Erni juga sudah cukup memuaskanku.
Dan kini dia akan menginap di rumahku selama mama pergi..

Akhirnya aku tiba di rumah, hari masih pagi, masih ngantuk aku karena kurang tidur.
HP ku tiba-tiba berbunyi, dari tante Ani, ia mengabarkan akan menginap, aku bilang aku sudah diberitahu oleh mama.

Tante Ani bilang mungkin akan datang agak siang karena ada urusan dulu.
Aku hanya mengiyakan dan mengangguk-ngangguk saja
ÔÇôBego benar deh pake ngangguk segala, mana kelihatan sih..??ÔÇô.

Tante Ani menanyakan apa aku mau dibelikan makanan, aku bilang mau dan terserah tante untuk pilihannya.
Tak lama percakapan selesai.
Aku ngantuk berat jadi langsung merebahkan diri di sofa dan tertidur pulas.

Sekitar jam tiga sore aku terbangun, kudengar suara TV, Ugh.. siapa yang.. oh ya kan ada Tante Ani. Benar saja, kulihat Tante Ani sedang asik menonton TV di sofa seberang.
Kan dia punya kunci depan dan samping rumah, jadi bisa masuk.
Ia melihatku, lalu tersenyum memulai percakapan.

ÔÇ£Sudah bangun Wan, tadi waktu tante datang, tante lihat kamu tertidur pulas di sofa, ya sudah tante biarkan saja.ÔÇØ

ÔÇ£Iya tadi masih pagi sudah bangun antar mama, jadi masih ngantuk nih..ÔÇØ
ÔÇ£Ketahuan kok dari ngoroknya..ÔÇØ
ÔÇ£Ah ngeledek aja deh tante..ÔÇØ

ÔÇ£Kamu belum makan kan, tuh tadi tante belikan hamburer sama pizza, ada di meja makan.ÔÇØ
Segera aku ke sana dan membawanya kembali, melahapnya sambil melanjutkan obrolanku dengan tante Ani.

ÔÇ£Makasih ya tante Ani, tante nggak makan juga nih pizzanya masih banyak..ÔÇØ
ÔÇ£Tadi sudah, biar saja kalau sisa buat entar..ÔÇØ

Lalu kami kembali melanjutkan obrolan kami, dia menanyakan gimana sekolahku..?
Menggodaku yang masih tetap jomblo. Ya.. ngomong macam-macam deh.

Aku juga menanyakan kondisinya dan kabar Om Heri.
Katanya Om Heri lagi sibuk memimpin proyek mencari titik galian baru di pertambangan, jadi jarang di rumah, kadang pulang seminggu, kerja lagi di sana 1 atau 2 bulan, kayak sekarang ini.

Dia bilang kebetulan mama pergi dan aku sendiri, jadi saat tahu hal itu, dia bilang ke mamaku, mau nginap di rumah, biar ada teman. Cukup lama kami ngobrol..

ÔÇ£Panas juga ya sore ini Wan. Tante sudah lama nggak berenang nih, kamu temenin ya..ÔÇØ
ÔÇ£Iya tan, lagian aku juga memang mau berenang, habis memang gerah sekali nih..ÔÇØ
ÔÇ£Iya udah, kamu beresin tuh bekas kamu makan..ÔÇØ

Lalu tante Ani menuju kamar mama, biasanya kalau datang dan menginap, dia tidur di kamar bersama mama ÔÇôIyalah masak tidur di kamarku, bisa berabe urusannyaÔÇô.
Mungkin mau ganti baju.

Oh iya, sama seperti mama dan kak Erni, Tante Ani juga cuek saja kalau berbusana di depanku. Kayaknya para wanita itu tidak menganggap aku lelaki kali ya, bisa naik tegangannya kalau lihat yang seksi-seksi.

Setelah beres, aku segera menuju kolam renang, tak lupa kupakai kaca mata hitamku, sengaja biar mataku nggak kelihatan saat memandang nanti.
Kubuka kaosku dan berbaring di kursi hanya bercelana pendek.

Tak lama tante Ani berjalan ke arah kolam, tubuhnya tertutup jubah mandi.
Duduk di kursi berjemur di dekatku, membuka jubah mandinya..

Ugggh..!
Wow.. mataku seakan meloncat keluar melihat keseksian tubuhnya yang hanya ditutupi bikini. Tubuhnya agak mengkilat licin, mungkin di kamar sudah mengoles lotion berjemur.

Apalagi bikini yang dipakainya merupakan punya mama, kelihatan agak sempit, karena tidak sesuai ukurannya.
Teteknya yang besar sakan tidak muat dan tidak mampu ditahan oleh BH bikini yang mini itu.

CDnya terlihat sesak dan tebal sekali menonjolkan memek dan pantat di baliknya. tongkolku langsung mengeras.
 
Film Bokep - Tante Ani pun cuek saja segera berbaring berjemur, kedua tanganya ditaruh di belakang kepala sebagai bantal.
Ah sinting, lebat sekali bulu keteknya, amat menggairahkan, makin keras saja tongkolku jadinya.

Semakin asik karena aku bebas melahap keindahan tubuhnya tanpa malu, karena mataku bisa jelajatan sebebasnya karena terlindung kaca mata hitam.

Cukup lama aku berbaring, tongkolkupun nyut-nyutan dengan keras, sebenarnya nafsuku sudah sampai ubun-ubun tapi aku tidak mau terburu-buru, banyak waktu kok 2 minggu ini, aku harus menjajaki dulu isi hati tanteku.

Aku segera melepas kaca mata hitamku, lalu berjalan menuju kolam renang, berenang dulu, menenangkan diri.
Tante Ani masih berjemur.
Aku berenang dengan lincah ke sana kemari, setelah puas dan kurasa tongkolku agak tenang, aku naik, melap badanku dengan handuk, lalu kembali memakai kaca mata hitamku dan berbaring.

ÔÇ£Tante nggak berenang..? Segar lho airnya.ÔÇØ
ÔÇ£Iya nanti Wan, lagi ngejemur biar kulit tante agak hitam dikit.ÔÇØ
ÔÇ£Nanti belang lho tan..ÔÇØ kataku nakal.

ÔÇ£Apanya Wan ???ÔÇØ
ÔÇ£Itu area yang tertutup bikini.. kalau menurut Irwan jadi jelek dilihat kalau belang.ÔÇØ
ÔÇ£Duh kamu bisa saja.. tapi kayaknya benar juga kamu Wan..ÔÇØ

Lalu tanpa kuduga dengan cueknya tanteku melepaskan ikatan BH bikini dan memelorotkan CD yang dipakainya.
Aku hanya bisa meneguk ludah,

Teteknya yang besar kini bergelantung bebas, juga memeknya yang dihiasi bulu kemaluan yang luar biasa lebat, melebihi mama dan kak Erni.

Gila.. beruntung banget aku dapat rejeki omplok ini. Belum pernah tongkolku sekeras ini.

ÔÇ£Tante.. nga.. ngapain, kok dilepas.bikininya..??ÔÇØ

ÔÇ£Lho tadi kamu bilang jadi belang kalau berjemur pakai itu dan juga bikini mamamu ini terasa agak sempit buatku, jadi ya tante lepas..ÔÇØ
ÔÇ£Tapi kan ada Irwan di sini tante..ÔÇØ

ÔÇ£Ah.. kamu kan sudah seperti anakku juga, ya nggak apalah kalau kamu melihat.. ggak perlu malu. Memang kamu belum pernah melihat tubuh perempuan..?ÔÇØ

ÔÇ£Belum tante,ÔÇØaku berbohong
ÔÇ£Ya sudah, kini sudah lihat kan..ÔÇØ

Tante lalu melanjutkan berjemur.
Gila, sinting, cuek amat sih nih orang, dengan santainya bugil di depan aku, aku yang berbaring di dekatnya, dapat terus menatap dengan leluasa, karena terlindung kaca mata hitam.

Nggak bisa dilukiskan betapa gilanya tongkolku berdenyut., namun aku menahan diri, tidak mau salah strategi.

Akhirnya mungkin karena enak bermalas-malasan saat bejemur dan juga karena angin yang berhembus sepoi-sepoi, tante Ani mulai tertidur, setelah memastikan dia tertidur, perlahan kugeser kursiku agak dekat.

Ughhh.. benar-benar seksi dan menggairahkan sekali tubuhnya, teteknya besar namun masih kencang, putingnya besar seperti stip pensil, coklat agak gelap dihiasi lingkaran yang besar coklat kehitaman.

Memeknya amat tebal, dengan belahan yang mengundang, rambut kemaluannya lebat dan tebal, tumbuh subur menghiasi selangkangannya menyambung ke pantat.

Alamak, tongkolku meronta-ronta minta dibebaskan, pelan-pelan kuturunkan celanaku, aku lalu mengocok-ngocok tongkolku, cukuplah aku beronani saja, jangan main tubruk dulu, kalau salah langkah nanti aku kehilangan kesempatan ke depan dan selamanya.

Nikmat sekali aku beronani saat itu, ta perlu berfantasi, objectnya tergeletak pasrah di depanku. Kocokanku semakin cepat.. lalu.. Croot.. croot..! Akhirnya spermaku menyembur keluar.

Segera aku lap dengan handuk spermaku yag berceceran di lantai.
Lalu aku bereskan kursiku ke posisi semula, pura-pura berjemur lagi.
Aku pelan-pelan mengeluarkan suara membangunkan tanteku..

ÔÇ£Tan.. tante.. tante Ani jangan tidur di sini, katanya mau berenang..ÔÇØ
ÔÇ£Uh.. apa..oh kenapa Wan..?ÔÇØ

ÔÇ£Anu katanya tante mau berenang, kok malah tidur..?ÔÇØ
ÔÇ£Habis anginnya sejuk, jadi tante mengantuk saat berjemur tadi..ÔÇØ

ÔÇ£Ya sudah kalau ngantuk pindah ke dalam, Irwan mau mandi dulu..ÔÇØ
ÔÇ£Ok deh, sekarang tante mau berenang dulu..ÔÇØ

Aku kemudian melangkah, tapi walau hanya sekilas, aku merasakan wajah tanteku nampak berubah kecewa sesaat, hanya sesaat saja memang.
Aku berjalan ke arah rumah, sementara tanteku kudengar masuk ke dalam kolam.

Ah.. nyesel juga, tapi terlanjur bilang mau mandi, padahal aku bisa nemani tanteku yang sedang berenang sambil bugil itu.

Tiba-tiba aku mendapat ide, segera kuberlari ke kamarku di lantai dua, kubuka sedkit jendelaku, kunyalakan handycamku dan dari tempat yang tertutup gorden aku mulai merekam tanteku yang sedang berenang itu, mana habis berenang tante tidak langsung ke dalam malah kembali berbaring di bangku berjemur.

Akhirnya tantekupun melangkah masuk ke dalam rumah.
Akupun segera mematikan handycamku. Lumayan.. bertambah lagi koleksiku.

Malamnya tante memasakkan makan malam yang enak sekali, setelah selesai makan kubantu tante beres-beres, lalu aku ke ruang keluarga, menyalakan TV..

Tak lama tante datang membawa 2 gelas juice dan menemaniku menonton TV, tapi yang membuatku senang, tante sudah mengganti bajunya dengan baju tidur mini putih punya mama, mungkin sekalian nanti mau tidur, wow seksi sekali.
Menonjolkan lekuk tubuhnya.

Tante duduk di kursi samping. Aku masih menonton TV, sambil lalu aku melirik ke arah tanteku, sinting.. karena baju tidur yang mini, jadi saat duduk terlihat jelas sekali, tante Ani tidak memakai CD.. ampuunnn, benar-benar tanteku.
Mana duduknya agak mengangkang.
Aku jadi salah tingkah dan tante nampaknya sadar akan tingkahku yang melirik terus ke arahnya..

ÔÇ£Kenapa Wan.. ada yang aneh..??ÔÇØ
ÔÇ£Enggak.. enggak Cuma, tante jangan marah ya. Itu tante kelihatan itunya tuh.ÔÇØ kataku sambil mengarahkan mataku ke arah memeknya.

ÔÇ£Oh itu.. tante biasa kalau mau tidur nggak pakai CD Wan, lebih nyaman, kamu nggak ada masalah kan..?ÔÇØ
ÔÇ£Enggak sih, cuma Irwan jadi risih mau melirik terus..ÔÇØ
ÔÇ£Nggak apa kok, itu wajarlah untuk seusiamu.ÔÇØ

Diam lagi, tante Ani tetap santai saja, sementara aku makin gelisah.. gimana nggak spanning nih melihat pemandangan sedemikian rupa tersaji di depanku.

Aku berpikir keras bagaimana caranya biar bisa menyodok memek tanteku.
Harus dengan trick yang tepat, sehingga tanteku tidak merasa terpaksa atau dipaksa.
Lagi sibuk-sibuknya berpikir, tanteku memecahkan kesunyian dengan suaranya..

ÔÇ£Uh,,jelek-jelek amat acara TVnya, kamu nggak punya film bagus Wan..?ÔÇØ
ÔÇ£Ada sih tante, memang tante mau nonton..?ÔÇØ

ÔÇ£Ya.. film apaan Wan..?ÔÇØ
ÔÇ£Kemarin Irwan baru beli film Jacky Chan, terus film action barat, tante mau yang mana..?ÔÇØ

ÔÇ£Yang mana ya..? Eh kamu punya film BF nggak..?ÔÇØ
ÔÇ£Idih tante, ada-ada saja nanyanya..ÔÇØ

ÔÇ£Wan.. Wan.. kamu nggak usah bohong deh sama tante. Seusia kamu kan senang nonton yang begituan. Kalau ada setel itu saja ya..ÔÇØ
ÔÇ£Ya iyalah, emang tante ngerti anak muda ya.. bentar Irwan ambil film favourite Irwan.ÔÇØ

Aku segera menuju kamar dan mengambil DVD yang kubuat dari hasil downloadan di internet.
Tentu saja dengan para pemain yang memiliki tetek yang aduhai.

Kini aku memutuskan untuk mengalir saja mengikuti keadaan, daripada aku berpikir mencari-cari jalan untuk mendapatkan tante, lebih baik aku mengalir saja mengikuti apa mau tanteku, toh arahnya juga kayaknya ke sana juga.
Segera aku kembali ke tempat tante dan mulai menyalakan DVD player.

ÔÇ£Wan, kamu di sini saja, nontonnya temanin tante ya.ÔÇØ

Aku pun kembali duduk di sofa samping seberang tante.
Adegan di layar TV mulai berputar, sangat membuat nafsu naik, ditambah aku menonton sambil sesekali melirik ke arah memek tante.
 
Video  Bokep  - Kulihat tanteku mulai gelisah, duduknya makin cuek, kakinya makin terkangkang lebar.
Sehingga makin jelas kulihat belahan memeknya.

ÔÇ£Dari film yang tante lihat, Kayaknya kamu tipe ÔÇ£lelaki tetek besarÔÇØ ya?
Doyan sama cewek bertetek besar ya Wan..?ÔÇØ

ÔÇ£Iya tante, apalagi kalau berbulu kemaluan lebat dan berbulu ketek lebat, makin suka saja aku..ÔÇØ
Aku menjawab santai, rileks karena tanteku yang cuek, aku jadi nggak malu-malu mengutarakannya.

ÔÇ£Wah, kalau gitu tante juga termasuk tipe kamu dong.. kan tadi kamu sudah lihat badan tante saat telanjang di kolam renang.ÔÇØ
ÔÇ£Ah.. anu..iya sih tante, apalagi wajah tante juga cantik.ÔÇØ

Lalu tante Ani kembali diam, melanjutkan menonton film, namun astaga..
Kini, kulihat tangannya dengan cueknya mengelus-ngelus memeknya, memainkan belahan memek tersebut.

Gila.. benar-benar nggak malu dilihat aku.
Entah memang tanteku sengaja atau memang terlalu horny melihat adegan di TV.

Kasihan banget tongkolku, serasa tersiksa sesak di balik celanaku.
Tante Ani sepertinya sadar kini aku melihatnya dan memandangnya secara terang-terangan.
Tampak agak merona merah wajahnya..

ÔÇ£Eh.. sori Wan, habis tante jadi ÔÇ£horny banget nonton film ini.ÔÇØ
ÔÇ£Ngg..nggak apa-apa tante.ÔÇØ
ÔÇ£Wan sini duduk samping tante.ÔÇØ

Akupun segera pindah ke sampingnya, tante dan aku kembali melanjutkan menonton, mataku sibuk memandang tonjolan besar di balik baju tidur mini tersebut, belahan tetek tante terlihat jelas, sementara dari renda-rendanya samar terlihat puting tante. Tiba-tiba tante bertanya padaku..

ÔÇ£Wan, kamu sudah pernah begituan kayak di film belum..?ÔÇØ
ÔÇ£Be.. belum tante..,ÔÇØ aku nge-bokis dikit, sok alim.
ÔÇ£Benar belum pernah..ÔÇØ
ÔÇ£Benar tante.ÔÇØ

Tiba-tiba tante memalingkan wajahnya ke arahku, melihatku sejenak dan sumpah.. aku jadi bingung saat tanteku tiba-tiba tertawa lepas.

Lha.. gila kali ya tante Ani. Makin melihat aku yang melongok kebingungan, makin keras tawanya. Akhirnya setelah melihatku yang tampak bete, tante mulai berhenti tertawa sambil tetap senyum-senyum, lalu kembali berucap, berucap sesuatu yang membuatku kaget..

ÔÇ£Wan.. wan, kamu nggak usah bohonglah sama tante.
Tante sudah lama tahu kok, kamu suka ngentot sama mama kamu kan..?ÔÇØ

Jderr..! Sontak aku terkejut..
ÔÇ£Ah.. kata siapa tante..?ÔÇØ

ÔÇ£Kata aku Wan. Nggak usah repot-repot mungkir deh, ingat tante punya kunci pintu depan dan samping rumah ini kan, jadi kalau tante datang dan pintu depan terkunci, tante bisa masuk dari pintu samping.ÔÇØ

ÔÇ£Mak.. maksudnya apa sih tan..?ÔÇØ
ÔÇ£Sudah ah.. kamu pura-pura terus. Aku pernah melihat saat kamu sedang ngentot sama mama kamu.ÔÇØ

Aku jadi diam, lemas seketika mendengar perkataan tanteku.
Tongkolku jadi kehilangan semangat.
Waduh kami ceroboh juga sih, sudah berhati-hati namun kecolongan juga sama tante Ani.

Memang pintu depan tetap dikunci dan kuncinya tetap disana, jadi tidak bisa dibuka dari luar, namun pintu samping dikunci dan kuncinya lalu dicabut, supaya kalau si mbok datang pagi hari buat mencuci, ia bisa masuk lewat pintu samping.

Kalau si mbok tentu saja melakukan pekerjaannya di lantai bawah dan ke lantai dua kalau memang perlu, itu juga jarang.
Sedang kalau tante Ani, tentu dia bisa bebas naik kapanpun, mungkin sewaktu dia datang, aku dan mama sedang hot-hotnya, jadi tidak sadar waktu tanteku membuka pintu kamar.

Mungkin tante saat itu langsung menutup pintu lagi pelan-pelan.
Cuma itu saja kemungkinan yang bisa kubayangkan.

Aduh harus ngomong apalagi, apa juga yang harus kukatakan ke mama nanti, pusing banget aku.
Lagi bingung-bingungnya, tante Ani kembali berkata..

ÔÇ£Tentu saja saat pertamakali tahu, aku kaget. Tapi aku diam saja.
Mbak Susan juga tidak pernah cerita soal ini ke aku, nampaknya dia menyimpan benar rahasia ini. Namun sejujurnya tante nggak mempermasalahkan hal itu.

Tante tahu kok, Mbak Susanku itu sudah banyak menderita saat perceraiannya, juga masih butuh pria, masih punya kebutuhan seks, jadi tante paham sekali hal itu.
Walau mbakku melakukannya dengan kamu, anaknya, aku mengerti saat melihat wajah mbak Susan yang bahagia.

Mungkin dia merasa nyaman dan bahagia melakukannya dengan kamu.
Kupikir sah-sah saja, selama mbakku senang dan memang tidak merugikan siapapun ini.
Ini adalah pilihannya sendiri. Jadi aku juga bersikap biasa saja, seperti tidak tahu.ÔÇØ

ÔÇ£Jadi selama ini tante sudah tahu..?
Wah.. tapi terimakasih kalau tante bisa paham dan tetap memegang rahasia ini.ÔÇØ

Kini aku bisa sedikit lega, walaupun tante tahu, namun dia memang terbuka, baginya tidak masalah, selama mbaknya yaitu mamaku juga bahagia.
Hebat sekali pemikiran dan pengertian juga sayangnya tanteku ini sama mama.

ÔÇ£Sebenarnya tante memang sengaja menggoda kamu dari siang, mau ketawa juga sih melihat kamu yang salah tingkah, jaga image..ÔÇØ
ÔÇ£Ah tante jahil deh sama Irwan.ÔÇØ

ÔÇ£Bukannya tanpa maksud Wan, tapi tante sengaja menggoda kamu, tante juga punya tujuan.
Supaya kamu terpancing dan mau melakukan dengan tante.. tadinya tante pikir waktu di kolam renang kamu sudah bisa terpancing, tapi kamu masih bisa bertahan.
Malam ini sengaja tante pancing kamu juga, namun daripada lama, tante pikir sudah saatnya tante to the point saja.ÔÇØ

ÔÇ£Tunggu dulu tan.. maksudnya terpancing.. i..itu.. apa..?ÔÇØ

ÔÇ£Ya.. memancing kamu untuk melakukan hal yang sama yang kamu lakukan dengan mama kamu.
Tante juga mau dientot sama kamu.ÔÇØ

Buset dah.. kagak salahkah pendengaranku.
Pusing-pusing cari jalan, tahunya datang sendiri, malah dari tanteku sendiri.

Sudah begitu malah aku yang dikerjain sama tante Ani.
Tentu saja aku takkan menolak kesempatan yang memang kuinginkan ini, tapi aku harus jelas dulu, harus tahu motivasi tante.

ÔÇ£Tapi kenapa tante mau begituan juga sama Irwan..?ÔÇØ

ÔÇ£Singkat saja ya Wan, ini murni karena kebutuhan. Rumah tangga tante baik-baik saja dan harmonis. Kami saling menyayangi. Om kamu juga tetap melayani tante.

Tapi belakangan ini pekerjaan Om kamu lebih banyak menuntutnya dinas luar.
Wanita seusia tante masih memiliki kebutuhan seks yang tinggi dan tante tidak akan mau mencari pelampiasan dengan orang yang tidak tante kenal.
Makanya tante mau sama kamu, tante menyayangi kamu dan yakin tidak akan ada masalah apapun.ÔÇØ

ÔÇ£Baiklah tante, sebenarnya sudah lama Irwan mengagumi dan selalu membayangkan indahnya tubuh tante. Irwan juga menginginkannya, namun takut tante marah.ÔÇØ
ÔÇ£Sebentar lagi kamu tidak perlu membayangkannya anak manis, kamu bisa memainkannya sepuas hati kamu, kita ke kamar saja yuk..ÔÇØ

Tante Ani segera berjalan, naik ke lantai atas menuju kamar mama, aku mengikuti beberapa langkah di belakangnya.
TV dan DVD masih menyala, sebodoh amat, sudah ada urusan penting menunggu di dpan mata.

Mataku terus menatap lekuk tubuh tante Ani yang berjalan di depanku.
Wah mimpi apa aku hari ini, tadi sore disuguhi kemolekan tubuh telanjangnya, kini bahkan lebih baik, aku bisa melakukan apapun pada tubuh seksi tersebut.
http://planetngentot.blogspot.com

Foto Bokep - Setelah sampai di kamar, langsung saja aku serbu tante Ani, bibirku dengan ganas mencium bibirnya, lidah tante membalas lidahku dengan panas, kami berciuman sambil bertautan lidah cukup lama, tangan tante Ani mengelus-ngelus celanaku, memainkan tongkol di baliknya.

Aku bisikkan ke telinganya, kalau aku mau mandi dulu dengannya di bathtub sambil pemanasan, tanteku mengangguk, sepertinya mau mengikuti keinginanku supaya aku senang dan bisa memuaskannya semaksimal mungkin.

Segera kulucuti baju tidurnya, lalu terdiam menahan nafas, mengagumi pesona tubuh telanjangnya dari amat dekat, aku hanya terpaku, tidak perlu buru-buru nafsu, toh nanti juga bebas aku mau apakan.

Tantepun segera melepas kaosku, menurunkan celanaku, lalu terpekik riang melihat tongkolku yang keras dan mengacung, senang sekali seperti anak kecil yang mendapat mainan baru.

Tante menggenggam tongkolku dengan lembut dan menarikku ke dalam kamar mandi, jadi dia menuntunku dengan cara menarik tongkolku bukan tanganku he..he..he.
Tante juga memberikan motivasi kepadaku..

ÔÇ£Wan, nanti kalau kamu keluar, keluarin saja sepuas kamu di dalam.
Tante mau dan mewajibkan kamu keluar di dalam.ÔÇØ
ÔÇ£Pasti tanteku sayang..ÔÇØ

Sesampainya di kamar mandi, aku buka keran, menyiapkan air hangat di bathtub yang berukuran besar, kutuangkan aroma wewangian.
Sementara menunggu air penuh, aku ciumi tanteku dengan lembut kali ini.
Setelah air penuh dan berbusa, aku masuk terlebih dahulu, lalu tante juga ikut masuk dan kuposisikan di depanku.

Dari arah belakang, aku mulai menciumi lehernya, kepala tante menggeliat menahan geli, tanganku mulai meremas-remas tetek tante..

Awwww nyaman sekali, besar dan kencang, kumainkan dengan busa sabun, kupilin-pilin puting besarnya, tante Ani pun merebahkan badannya di atas kepalaku, merangkulkan kedua tangannya di belakang kepalaku, aku makin leluasa meremas-remas teteknya.

Gila.. besar betul.
Sementara tanganku sedng sibuk dengan teteknya, mulutku juga tak mau tinggal diam, kuciumi bulu keteknya yang lebat bergantian, kujilati dengan beringas, aromanya sungguh enak terasa di hidung, tidak bau karena dirawat.

Nampaknya tanteku juga mulai panas.
Ia kini mulai membalikkan tubuhnya kini menghadap ke arahku, disuruhnya aku duduk di pinggir bathtub, tubuhku bersandar ke dinding, kakiku kubuka lebar, tanteku masih di dalam bathtub, berada di antara kedua kakiku, diam sesaat sambil memegang tongkolku, nampaknya sedang mengaguminya.

Tak lama mulutnya pun segera menyerbu ke arah tongkolku, lidahnya mulai bergerilya di atas kepala tongkolku, dimainkannya di ujung lubang pipisku, ugh.. enaakkk sekali.

Tangannya meremas dan memainkan bijiku dengan penuh perasaan.
Lidahnya terus berputar-putar pada kepala tongkolku, lalu mulai bergerak menggelitik seluruh batang tongkolku.

Tidak cepat, namun penuh perasaan dan kelembutan.
Aku cuma bisa bersandar dan mendesah.

Kini mulutnya mulai mengulum tongkolku, dihisap dan diemut-emut sedemikian rupa, terkadang dijilat dan dikulumnya bijiku.

Matanya memandang mataku, sambil tetap mengulum tongkolku keluar masuk mulutnya, bibirnya membentuk senyum, wuihhh.. erotis banget melihatnya.

Teknik Oral tante Ani kuakui sudah pro banget, gayanya berbeda, tanteku melakukannya dengan kecepatan sedang saja, tapi emutannya itu sangat kuat, benar-benar mencengkram tongkolku, memberikan rasa nikmat yang sensasional.

Dan sepertinya tante Ani doyan meng-Oral tongkolku, karena sudah cukup lama ia beraksi tanpa ada tanda-tanda mau berhenti.
Tapi aku punya mau lain, jadi segera kukatakan..

ÔÇ£Tan.. gantian dong, kalau gini aku bisa keluar di mulut tante..ÔÇØ
ÔÇ£Nggak apa, lagian lagi tanggung nih Wan.ÔÇØ
ÔÇ£Itu bisa lain kali tan, Irwan mau yang pertama ini berkesan, satu-satunya tempat yang pantas untuk keluar pertamakali adalah di dalam lubang memek tante.ÔÇØ

Tanteku nampaknya mengerti mauku, di moment ngentot perdana dengannya ini, memang aku mau keluar pertamakali di dalamnya.

Kini posisi kami berbalik, dia yang duduk bersandar di pinggir bathtub.
Kakinya dia kangkangkan. Aje gile tuh rambut kemaluan, lebat banget, saking lebatnya sampai menyambung ke arah pantat.

Sungguh pemandangan yang menggetarkan hati dan tongkolku.
Kuremas-remas dan kubelai-belai terlebih dahulu rambut kemaluannya, lalu jariku mulai membelai-belai permukaan memeknya, mengelus-ngelus dari atas ke bawah..

Lalu lidahku mulai menyapu seluruh permukaan memek itu, kulebarkan belahan memek tante Ani dengan jariku, lidahku menyapu bagian dalam memeknya, berputar-putar di dalamnya, aromanya sungguh sangat nikmat, ujung lidahku kumainkan di lubang memeknya, semntara jariku mulai memainkan itilnya.

Lubang memek dan Itil berwarna pink kemerahan itu sangat kontras dengan rambut kemaluan yang hitam lebat.

Pinggul tante Ani mulai bergoyang, aku segera menukar aksiku, kini lidahku memainkan dan menjilati itilnya dengan lincah, sementara jari tengahku menusuk-nusuk lubang memeknya.

Agak lama aku memainkannya.
Tanteku mendesah dan mendesah, aku makin mempercepat aksiku, tante makin kelojotan, akhirnya dengan tubuh mengejang, memeknya menyemburkan cairan orgasmenya.
Tante kembali masuk ke bathtub. Merasakan air yang hangat.

ÔÇ£Uhhh.. enaknya kagak tahan.. hebat kamu Wan.ÔÇØ
ÔÇ£Syukur kalau tante senang..ÔÇØ

ÔÇ£Sekarang aku mau tongkolmu Wan, semoga tongkolmu sebagus lidahmu dalam memberikan orgasme.. tapi jangan di bathtub Wan, tante kurang nyaman, gerakan terbatas.ÔÇØ

Kami pun segera bangkit, buru-buru mengeringkan tubuh, lalu kubopong tanteku kembali ke ranjang, setelah dekat ranjang, segera kulempar tubuh tante perlahan dan aku segera loncat naik.

Tante sudah siap, terlentang pasrah, kakinya dibuka lebar dengan kedua lutut menekuk, memeknya seakan memanggilku untuk segera masuk, langsung saja kuarahkan tongkolku ke lubang memeknya..

Jleb..!
Tanpa kesulitan kepala tongkolku mulai menerobos masuk perlahan hingga seluruh tongkolku masuk. Badan tante bergetar dan mulutnya mendesah.. Akhirnya satu impian lain terkabul.

Diam sebentar kunikmati dulu moment ini.
Lalu aku mulai memompakan tongkolku, tante mengangkat dan melebarkan kedua kakinya, seperti membentuk huruf V, memek tante Ani kurasakan nikmat sekali.

Tidak sempit lagi namun rasanya masih legit bagi tongkolku.
Kugerakkan tongkolku secara konstant, tanganku sesekali meremas teteknya.

Kini gerakan tongkolku semakin enak, karena memek tante sudah basah sempurna.
Tancapanku semakin ganas, kusodok sedalamnya..

ÔÇ£Nghh..hhh.. hhh..ÔÇØ
Nafas tante Ani agak terengah menikmati sodokanku, sesekali tante memainkan tetek besarnya sendiri, meremasnya dan mendekatkan puting besarnya ke arah mulutnya sendiri, sambil mulai menjilatinya.
Mantaappp.. banget dilihat.

Puas dengan posisi tadi, aku buru-buru mencabut tongkolku, segera berbaring di sampingnya, badan tante Ani sedikit kumiringkan di depanku, satu lengannya kubuat merangkulku, kakinya yang satu aku tekuk, lalu aku segera meluncurkan tongkolku ke lubang memeknya, kumulai sodokanku dari samping
ÔÇôGaya ini akhirnya selalu menjadi favouriteku saat ngentot sama tante AniÔÇô.

Bibirku mulai kembali berciuman dan tanganku memiliki keleluasan memainkan teteknya, meremas, memilin, gemes aku memainkan tetek tanteku ini.

Melihat bulu keteknya, nafsuku semakin naik, kuciumi kembali bulu keteknya, lidahku menggelitiknya di sana.
Sementara tante Ani mengangkat satu kakinya ke atas, memberikan keleluasaan sepenuhnya pada tongkolku.
Tangannya tak ketinggalan nakal membelai dan meremas bijiku.

Sodokanku semangat bersemangat, kali ini cepat sekali, tante Ani mendesah dan mendesah tanpa henti, pinggulnya bergoyang liar, bibirnya me 

NONTON BOKEP GRATIS :


http://nafsujandahot.blogspot.com
banner
Previous Post
Next Post

0 comments: