Saturday, July 28, 2018

Cerita Dewasa Adik Ipar Pemuas Nafsu Ku

 Adik Ipar Pemuas Nafsu Ku  

http://planetngentot.blogspot.com/


Cerita Dewasa
Apa nanti nggak terlihat aneh? tanya Kiki pada suaminya di telpon.

Aku rasa tidak. Kamu kan sudah tahu siapa adikku. Jadi tidak harus sama aku untuk pergi ke sana kan?

Memang sih, jawab Kiki, sambil memainkan kabel telpon.

Lagian dulu kamu juga sudah pernah melihat pembukaan pertandingannya bareng mereka juga. Jadi sekarang sama saja kan kalau kamu pergi sendiri untuk lihat finalnya.

Ok, aku paham maksudmu, sayang. Meskipun dulu ada kamu, cuman? aku akan jadi satusatunya wanita di sana.

Oh, kamu salah. Dina kan ikut juga ke sana.

Oh baguslah, sempurna. jawab Kiki, dengan nada suara sedikit tajam. Wanita genit itu, batin Kiki.

Aku tahu, kamu dan Dina? agak kurang cocok, tapi sebenarnya dia wanita yang baik. Kamu hanya perlu lebih mengenal dia Ki.

Hendra, Kiki hampir mulai memprotes, tapi ditahannya dirinya. Sudah terlalu sering pembicaraan tentang hal ini berakhir dengan pertengkaran, dan dia sudah memutuskan kali ini harus berakhir bahagia. Kamu mungkin benar. Setidaknya, lebih baik nonton finalnya bersamasama dari pada sendirian saja.

Aku harus pergi, sayang. Selamat bersenangsenang!

Pasti. Kiki berusaha untuk terdengar gembira.

I love you.

I love you, too.

Hendra sudah pergi sangat lama, pikir Kiki. Bicara lewat telpon memang bagus, tapi dia merindukan kehadirannya secara fisik. Dia rindu untuk meringkuk dalam peluknya di Sabtu pagi, dan saling bergandengan tangan sewaktu jalan sore. Semuanya, pikirnya, diayunkan langkahnya menuju kamar mandi, dia merindukan seks.

Mereka sudah menikah selama dua tahun dan kehidupan seksual mereka tak pernah menunjukkan gejala menurun. Paling tidak, tiga atau empat kali dalam seminggu. Sekali waktu, kadang mereka membuat janji untuk berkencan di hotel selayaknya sepasang kekasih, hanya sekedar untuk sebuah ?quickie? di sela waktu makan siang.

Dia bersihkan rambut sebahunya dengan shampoo, lalu mulai menyabuni tubuh rampingnya. Erangan lirih mulai lepas dari mulutnya saat tangannya menggapai payudaranya, lalu memilin putingnya. Hendra menyukai payudaranya.

Dia bilang kalau ukuran Bcupnya adalah ukuran yang tepat untuk digenggam dan diremas. Kiki sendiri senang dengan bentuk payudaranya karena sangat sensitive dan cepat membuatnya terangsang begitu dipermainkan.

Tangannya yang sebelah kanan bergerak turun menelusuri perut kencangnya dan mengarah pada gundukan vaginanya yang mungil dan rapat. Dia menyukai rasa dari air hangat yang seakan tusukan jarum kecil pada permukaan kulitnya saat dia mainkan jemari pada kelentitnya yang licin.

Membawa dirinya sendiri ke puncak ledakan orgasme, tubuh telanjangnya merosot menyandar pada dinding kamar mandi, dan berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Kiki belum pernah melakukan masturbasi selama dua tahun pernikahannya dengan Hendra.

Sekarang hal ini dilakukannya dalam kesehariannya, dan bahkan dia sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah vibrator untuk mengisi hariharinya yang sepi semenjak ditinggal pergi Hendra ke luar kota.

Meskipun memikirkan tentang alat itu masih tetap membuat dirinya tersipu malu dan serasa bergolak perutnya, tapi godaan itu semakin besar dan bertambah besar.

Diraihnya alat pencukur dan merampungkan ritual mandinya: shampoo, sabun, masturbasi dan mencukur.

Dia keringkan tubuh basahnya dengan handuk sambil mengamati pantulan bayangannya di dalam cermin. Seperti kebanyakan gadis keturunan jawa, kulit kuning kecoklatan membalut tubuhnya yang semakin menyiratkan daya tarik seksualitas yang eksotis dan nakal tapi tetap anggun.

Berjalan dengan masih dalam keadaan telanjang menuju ke kamarnya, sambil mempertimbangkan akan memakai pakaian apa untuk acara di rumah Johan nanti.

Johan, yang adalah adiknya Hendra, seorang eksekutif muda yang terbilang sukses, memiliki beberapa perusahaan yang penjualannya selalu dengan rating yang bagus. Dan dia merupakan tipe pria yang menikmati hidup.

Memiliki rumah tinggal di pusat kota dan sebuah tempat peristirahatan yang berada di puncak, yang sering dipakainya saat berakhir pekan dan juga untuk acara kali ini.

Sebuah tempat peristirahatan yang selalu membuat kagum Kiki saat di sana, dengan area yang sangat luas dan bentuk campuran antara gaya tradisional dan modern yang sangat nyaman untuk beristirahat melepaskan diri dari kepenatan kota.

Rumah peristirahatan itu terletak di atas bukit, dan mempunyai sudut pandang yang luas untuk menikmati indahnya pemandangan lembah di bawahnya. Ini dikarenakan banyaknya bukaan dari pengaruh gaya tradisionalnya.

Tempat ini juga mempunyai sebuah lapangan tenis yang hanya digunakan sesekali dan sebuah kolam renang besar yang paling sering dipakainya setiap waktu.

Dan yang paling membuat nyaman adalah privasi dari tempat ini, tetangga terdekat terletak jauh di bawah lereng bukit. Saat semua pintu yang terletak di sepanjang ruang tengah hingga kolam renang, akan dapat membuat kita dapat menghirup segarnya udara perbukitan ini.

Sebuah TV layar datar berukuran besar terletak di ruang tengah yang mana itu akan dipakai untuk menyaksikan pertandingan final nanti. Johan sebenarnya tidak begitu peduli tim mana yang akan menang, karena tim jagoannya sudah tersisih sebelum final.

Semua tamunya sudah hadir di sini, kecuali kakak iparnya, Kiki. Jimy, Dany, dan Dina adalah teman masa kecilnya. Ahmad merupakan rekan bisnisnya yang kemudian jadi sahabat karibnya, yang sekarang juga akrab dengan Jimy dan Dany dan Dina.

Kelimanya menjadi sahabat karib tak terpisahkan dalam lima tahun terakhir, dan Johan merasa senang bisa menyaksikan pertandingan final nanti bersama mereka semua.

Kapan nih isteri Hendra yang seksi itu datang? tanya Jimy yang sudah agak mabuk. Sebagai seorang keturunan Chinese, membuat wajahnya sangat bersemu merah, dengan sangat cepat setiap kali dia mengkonsumsi alkohol meskipun sedikit kadarnya. Dan dia selalu berubah dari seorang ahli komputer yang pemalu menjadi penggila pesta yang liar.

Harusnya Kiki tiba sebentar lagi. Dia menelpon satu setengah jam yang lalu dan bilang kalau dia sudah berangkat, jawab Johan, sambil membalik daging panggangnya. Ini sudah hampir pukul empat sore. Pertandingannya sendiri mulai pukul lima nanti, tapi Jimy sudah tak sabar untuk mulai minum duluan.

Yeah, aku harap dia datang sebentar lagi. Aku mulai bosan lihat Dina! jawab Jimmy menggerutu.

Hey! Dina berteriak protes dari dalam. Aku dengar itu! dia melompat bangkit dari sofa dan berjalan keluar. Jadi, kamu pikir aku membosankan untuk dilihat ya? tanyanya dengan mulut cemberut.

Dina berpose layaknya seorang model, tangan di pinggang, berpose untk para pria. Sebenarnya dia bukannya tipe yang membosankan untuk dipandangi. Sama sekali bukan. Rambut berombak panjang sepinggang di cat kecoklatan, tubuh montok menggiurkan tapi jauh dari kata gemuk, dan kulit putih yang membungkus tubuh indahnya.

Jika kamu melihat majalah model, maka akan kamu temukan gambaran sosok Dina di sana. Kegemarannya membentuk tubuh di pusat kebugaran membuat tubuhnya selalu tepat saat memakai berbagai macam busana, dari busana resmi hingga bikini.

Hari ini, dia kenakan sebuah kaos ketat dan celana jeans selutut yang juga ketat, memeperlihatkan lekuk tubuhnya yang begitu mengundang selera pria untuk mencicipinya.

Johan selalu suka pada bentuk pantat Dina. Sebenarnya, semua orang suka. Sangat ideal, kencang dan merupakan sebuah bentuk yang diimpikan semua wanita. Dina juga menyukainya, dia selalu memakai busana yang bisa memperlihatkan betapa seksinya bongkahan pantatnya, dia selalu berusaha mempertunjukkan tampilan terseksinya.

Tapi berpose seperti itu di hadapan para pria sebenarnya membuatnya jengah. Walaupun dia menyukai perhatian pria pada tubuhnya, tapi orangorang ini adalah sahabat terdekatnya. Dan mereka hampir seperti keluarga saja.

Tak mau ambil pusing, diputuskannya untuk berjalan melewati mereka dan duduk di tepian kolam renang, memasukkan kaki indahnya ke dalam air yang dingin. Dia hanya senang menggoda saja bukan seorang wanita jalang.

Bel di pintu berbunyi dan Dany pergi untuk membukakan, itu pasti Kiki, isteri Hendra yang sangat menarik.

Kiki masuk sambil membawa satu renteng bir kaleng, dan Dany seperti terpaku menatapnya. Kiki mengenakan gaun selutut warna putih yang terikat di balik lehernya sebagai penyangga.

Rambut sebahunya di kuncir ekor kuda. Dia memakai sandal warna putih yang memperlihatkan kukunya yang terawat baik dan diwarnai merah muda senada dengan kuku jari tangannya.

Kiki menelan ludah, terlihat keadaan Danny yang agak mabuk membuatnya lupa akan waktu. Dia seakan mematung menatap sekujur tubuh Kiki tak berkedip. Sudah diputuskannya sejak dulu dia akan tidur dengan wanita ini, meskipun ada Hendra atau tidak.

Silahkan masuk, tuan putri.

Kiki merasa jengah dengan cara memandang Dany yang tanpa tedeng alingaling pada tubuhnya. Jikalau dilain waktu mungkin Kiki akan merasa dilecehkan dengan cara tatap Dany, tapi dengan keadaan gairahnya yang masih menggantung selama ditinggal Hendra seperti ini membuatnya melirik sekilas ke arah Dany.

Tampan juga, nilainya. Tinggi, berkulit sawo matang, dan penuh percaya diri, Kiki tahu kalau Dany sangat cerdas dan kecerdasannya itu selalu digunakan untuk menaklukan wanita. Hampir pada setiap kesempatan, dia selalu menggodanya.

Kiki sudah pernah membicarakan hal ini dengan Hendra, tapi reaksinya hanya tertawa saja dan, Anak muda memang begitu. Hendra, yang hanya tiga tahun lebih tua dibandingkan Dany yang berusia 28 tahun selalu menyebut Johan dan Dany beserta seluruh temantamannya dengan sebutan anak muda.

Kiki, yang juga berusia 28 tahun, sadar jika dia harus berhatihati saat berada di dekat pria pecinta seni ini.

Kamu kenal Ahmad, kan? Tanya Dany, saat berjalan di belakang Kiki menuju ke ruang tengah. Kiki bisa merasakan mata Dany tak pernah lepas dari pantatnya.

Ya, kami sudah pernah ketemu, jawab Kiki. Ahmad sudah menarik simpati Kiki. Pria keturunan timur tengah yang tak banyak bicara, tampan dan berotak encer, hanya dialah yang tak menunjukkan ketertarikan seksual vulgar terhadap dirinya. Ahmad sangat sopan dan Kiki berharap perilaku ini bisa menular pada para sahabatnya yang ?liar? ini.

Kiki melihat Johan dan Jimy sedang berada di beranda belakang. Mau ditaruh di mana ini? tanya Kiki, mengangkat bir kaleng yang di bawanya.

Si cantik sudah datang! komentar Jimy yang setengah mabuk terlontar sebelum Johan mampu menjawab.

Hei, tenang sedikit, bisik Johan pada temannya. Jimy, kenapa nggak kamu taruh birnya dalam almari es dan sekalian ambilkan pizzanya juga.

Mata Jimy seakan dilem pada tubuh wanita bersuami ini saat berjalan melewatinya menuju ke dalam rumah.
Film Bokep   -  Johan minta maaf atas kelakuan kasar temantamannya. Kakaknya memang pria beruntung, pikirnya untuk yang entah keberapa kalinya. Dia coba untuk tidak membiarkan matanya terlalu lama memandang tubuh indah kakak iparnya ini, atau bahkan membayangkan seperti apa bentuk tubuhnya saat telanjang.

Aku senang akhirnya kakak mau datang juga, katanya. Untuk sesuatu alas an, dia merasa sedikit malu. Jarang sekali dia pergi keluar dengan Kiki tanpa Hendra, tapi sejujurnya dia sangat menikmati keberadaannya tanpa kakaknya. Dan kebetulan juga Kiki lebih gila dengan pertandingan ini dibandingkan kakaknya.

Kiki tersenyum pada Johan, mulai merasa nyaman dan percaya diri, lalu bilang, Aku senang melihat pertandingan ramerame. Meskipun harus dengan priapria tidak karuan seperti kalian.

Ada wanitanya juga lho, kata Dina, sambil mengangkat tangannya tanpa memalingkan muka, dia masih tetap berada di tepian kolam renang, asik dengan lamunannya sendiri.

Isteri Hendra sudah datang. Isteri Hendra yang cantik dan penuh percaya diri telah datang. Yang selalu yakin bila berhadapan dengan pria. Dina suka Kiki, setiap kali dia perhatikan semakin dia merasa iri padanya.

Dina belum pernah sama sekali memikirkan untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita, tapi bila dia di suruh memilih seorang wanita, maka pilihannya pasti akan jatuh pada Kiki.

Kiki tidak memperhatikan Dina saat datang ke sini. Hai, Dina, sapanya, dengan nada suara seramah mungkin. Dina bahkan sama sekali tak memalingkan muka membalas sapaan itu. Selalu ada sedikit ketegangan diantara dua wanita ini. Hampir saja Kiki merasa putus asa untuk mulai menjalin sebuah hubungan baik dengan wanita ini.

Ketika pertama kali menikah, Kiki merasa sangat cemburu terhadap Dina. Dia merasa kalau wanita cantik ini selalu mencoba menggoda dan merebut suaminya. Bahkan dia hampir saja menuduh kalau Henrdra punya affair dengan wanita ini.

Dan Hendra selalu bilang kalau hubungannya dengan Dina hanya seperti kakak adik saja. Kiki masih merasa belum percaya tapi dia terus berusaha untuk mempercayai apa yang dikatakan suaminya itu. Johan berusaha mencairkan suasana dengan menawarkan minuman pada kakak iparnya ini.

Pizza dan pertandingan jadi menu utama berikutnya. Mereka semua larut dalam ketegangan pertandingan itu dan Kiki dan Dina menemukan kalau mereka punya sebuah kesamaan; punya tim andalan yang sama.

Akhirnya, hal inilah yang mempersatukan mereka. Keduanya saling duduk bersebelahan, saling bersorak memberikan dukungan pada tim andalannya dan juga semakin bertambah mabuk karena minuman beralkohol yang disuguhkan di sepanjang pertandingan ini.

Kiki menduga Dina akan bersikap sangat wanita tentang olah raga, seperti mengucapkan, Oh, lihat, yang itu ganteng sekali! Tapi, kebalikannya, Dina benarbenar serius memperhatikan jalannya pertandingan, komentarnya tentang tim andalannya benarbenar mengejutkan semua orang, tak hanya Kiki.

Di akhir pertandingan, saat akhirnya tim andalannya kalah, Dina hanya mengangkat bahunya dan bilang, Aku rasa aku sudah agak mabuk.

Kiki juga sudah merasa sedikit melayang karena bir yang dikonsumsinya selama pertandingan, dan berkata, Ini baru putaran pertama, nggak masalah.

Hey guys, aku rasa aku mau langsung pulang nih, si chinese berkata dengan muka yang sangat merah.

Sampai jumpa, Jimy, jawab semuanya.

Aku juga sebaiknya segera pulang, kata Kiki, segera berdiri dan meregangkan tubuhnya. Dany melirik payudaranya yang membusung ke depan.

Oh nggak boleh, jawab Dina, menarik tangannya hingga Kiki kembali duduk di tempatnya lagi. Kamu terlalu kebanyakan minum buat nyetir mobil.

Tapi kalau dia? Tanya Kiki, sambil menunjuk pada Jimy.

Oh, dia akan baikbaik saja.

Aku sudah nggak minum beberapa menit lalu. Memang wajahku saja yang kelihatan merah.

Lagipula, kata Dany, berdiri dan memukul punggung Jimmy, Rumahnya juga dekat dari sini. Ya kan Jimmy? Dany juga sudah mabuk.

Jimy pergi, meninggalkan tiga pria dan dua orang wanita yang sudah setengah sadar semuanya itu. Dina sudah mabuk. Dia tahu karena dia merasa lebih berani dan terbuka untuk mulai bicara pada Kiki. Mm jadi sudah berapa lama Hendra pergi ke luar kota? Tanya Dina.

Kiki, meskipun kesadarannya tidak penuh dan baru menemukan sesuatu yang disukainya dari Dina, dia menatap wanita ini dengan pandangan penuh pertahanan. Dua bulan.

Dua bulan! Wow! itu sangat! akhirnya Dina melihat pandangan siaga Kiki, dan tibatiba dia merasa takut. Dia takut jika Kiki mulai membencinya. Dia merubah topiknya. Aku Cuma merasa, ini pasti saat yang berat buat kamu, dan juga pasti berat juga buat Hendra.

Apa maksudmu? Tanya Kiki, masih sedikit bertahan, tapi juga sedikit penasaran.

Yah, aku yakin dia sudah bilang, kalu dia sangat mencintai kamu. Dia selalu saja cerita tentang kamu! Dan nggak hanya karena dia berpisah dengan isteri yang dicintainya, tapi juga sahabatnya. Setidaknya lebih baik kamu sering menghabiskan waktu bersama kita. Dina meletakkan tangannya di lutut Kiki, mencoba untuk menenangkan.

Kiki tersenyum, tak menghiraukan tangan Dina, perasaannya dibalut pengaruh minuman.

Dany dan Ahmad masih asik berdebat soal pertandingan tadi dan Johan bergerak mendekati kedua wanita ini, dia membungkuk dan membisikkan sesuatu di telinga Dina. Wanita cantik ini tersenyum nakal pada Johan lalu mengangguk. Johan menghilang ke lantai atas, lalu wanita cantik ini bergerak merapat pada Kiki dan bertanya pelan, Kamu merokok nggak?

Mmm kadangkadang. Jawab Kiki heran.

Dina tersenyum lebar, sambil menyibakkan rambutnya ke belakang telinganya. Matanya yang tajam semakin berbinar menggoda , dan dia kembali berbisik lebih pelan lagi, Bukan, bukan rokok yang itu. Maksudku itu lho, kamu tahu kan, matanya mengedip penuh arti pada Kiki

Oh, kata Kiki, akhirnya tahu yang dimaksud Dina. Segera saja wajah Kiki terasa hangat. Kadangkadang dia sangat naif soal halhal tersebut. Awalnya dia ingin berbohong dengan teman barunya ini, tapi akhirnya dia ingin berkata apa adanya. Belum, belum pernah.

Yang benar? Tanya Dina, raut wajah Dina menandakan perasaan herannya. Dan kamu menikah dengan Hendra sudah dua tahun?

Ya. Kenapa?

Tibatiba Dina merasa sudah masuk ke wilayah yang terlalu pribadi Nggak, Cuma pengen tanya saja.

Sebentar kemudian, Johan sudah kembali, dia duduk diantara dua wanita ini dan membuka sebuah bungkus rokok. Di dalamnya ada beberap lintingan rokok lalu diambilnya sebuah. Dia lalu mengambil sebuah pemantik, dinyalakannya, dihisapnya dalamdalam kemudian menyodorkan rokok yang baru saja dihisapnya itu pada Dina.

Menatap ujung Candu itu yang menyala merah di bibir penuhnya Dina, membuat perut Kiki terasa bergolak. Dia sadar apa yang menantinya dan dia tahu apa yang harus dilakukannya.

Dina sedikit terkejut saat menyodorkan rokok itu pada Kiki dan melihat tangan wanita ini sedikit gemetar. Santai saja dan hisap pelanpelan ke paruparumu. Tahan selam mungkin sebelum kamu keluarkan, Dina mengajarkan pada Kiki.

Kiki mengangguk dan mencoba apa yang diinstruksikan oleh Dina. Dia menganggap saja kalau rokok ini adalah sebuah rokok menthol biasa hingga akhirnya dengan mudah dia mulai menghisapnya. Rasanya berbeda dengan rokok biasa, mungkin lebih manis dan lebih pekat rasanya. Tak dia rasakan sesuatu dalam hisapan pertama.

Giliran itu kembali berputar sekali lagi saat Dany duduk di sebelah Kiki, katanya, Hey, kesinikan Candunya.

Tangan Dany merangkul pinggang Kiki, dan saat Kiki menolehkan kepalanya untuk melihat Dany setelah dia menghisap rokok itu kedua kalinya, reaksi Candu itu menghantamnya telak.

Kiki merasakan pusing yang amat sangat dan itu baru dialaminya kini. Pandangannya segera mengabur. Suara di sekelilingnya seakan sebuah film dalam slow motion, dan segera saja dia juga merasa gerakannya ikut melambat.
Video  Bokep  Gerakan dan bahkan pikirannya terasa bergerak melambat. Perlahan disodorkannya rokok itu pada Dany, yang tersenyum kepadanya. Barang yang bagus, bukan, katanya, suaranya seakan berasal dari ruangan yang teramat sangat jauh. Kiki hanya mengangguk.

Kamu nggak apaapa? Tanya Ahmad. Dia jongkok di depan Kiki, memegangi kepala Kiki dan membuatnya menatapnya. Suara Ahmad bergema di dalam kepala Kiki, nggak apaapa nggak apaapa, nggak apaapa

Kata Ahmad, Ambil nafas. Ambil nafas yang dalam Dan Kiki melakukannya dan rasanya mengagumkan.

Seakan ada seseorang yang menekan tombol play pada remote control, dan segalanya berubah menjadi normal kembali. Atau hampir normal. Semuanya masih terlihat agak kabur, tapi tak lagi dalam gerakan lambat dan suara yang terdengar sudah kembali normal. Semua orang kecuali Dany menatap Kiki dengan penuh perhatian, dan Kiki segera dapat merasakan di mana keberadaannya kini.

Kiki bias merasakan tangan Ahmad yang terasa dingin pada pipinya dan juga hidungnya dapat menghirup parfumnya yang maskulin. Kiki juga merasakan tangan Dany yang melingkar di pinggangnya dengan jarinya yang bergerak menggodanya.

Lalu Kiki merasa wajah wajah dengan ekspresi khawatir itu berubah tersenyum geli, sama dengan senyum gelinya. Seakan dia baru saja mengucapkan sesuatu yang lucu, tapi tak ada seorangpun yang tertawa.

Kiki ingin bilang, Aku lupa bernafas! Ingin dia teriakkan pada mereka, seakan hal ini adalah sesuatu yang paling lucu di seluruh dunia. Tapi, reaksi yang diberikan oleh otaknya hanya tertawa sekeraskerasnya. Penyumbat itu telah tercabut dan semua orang ikut tertawa lepas.

Setelah beberapa putaran kemudian, Kiki merasa kaalu dia sudah cukup melayang tinggi. Aku butuh udara segar, katanya sambil bangkit perlahan. Dia merasa kedua kakinya tidak stabil menopang tubuhnya. Dina menyusul bangkit dan bilang, Udara segar, kedengarannya ide yang bagus, dan bersama, mereka berjalan dengan terhuyunghuyung di tepian kolam renang.

Keduanya kemudian duduk di tepian ujung yang lain kolam renang itu, kaki mereka masuk ke dalam air yang terasa menyejukkan.

Kamu nggak apaapa? tanya Dina setelah sekian lama keduanya berdiam diri. Hanya suara serangga yang terdengar mengisi heningnya suasana malam ini.

Yeah kata Kiki, tak yakin dengan ucapannya sendiri. Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, tapi aku lega karena akhirnya sudah mencobanya.

Aku mengerti maksudmu, bagaimana perasaanmu sekarang?

Kiki menatap wanita di sisinya ini, Melayang, tinggi. Dan horny. Dia tak bermaksud mengucapkannya, tapi ini keluar begitu saja dari mulutnya.

Ya Candu juga selalu membuatku merasa sangat horny.

Bukan Cuma itu saja, tapi Kiki merasa jengah. Aku tak percaya sudah menceritakan ini padamu.

Dina merasa tersanjung. Mereka mulai masuk pada subyek dimana keduanya merasa nyaman dan saling percaya untuk saling bebagi, dan untuk pertama kalinya dia merasa percaya diri di hadapan Kiki. Kamu mau bicara soal Hendra, kan. Dua bulan memang waktu yang lama

Oh, ya, jawab Kiki, menendangkan kakinya ke dalam air.

Keduanya saling membisu untuk beberapa menit lamanya hingga tibatiba sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Kiki, Kamu sudah pernah tidur dengan salah satu dari priapria di sana belum?


Kini giliran Dina yang merasa jengah. Dia enggan untuk menjawab pertanyaan itu. Ini hanya akan semakin menambah jelek reputasinya di hadapan wanita yang sangat dia inginkan untuk menjadi sahabatnya ini. Mm

Kiki tersenyum pada Dina dan berkata, Aku janji nggak akan menghakimi.

Ok Dina memutuskan setelah beberapa saat. Ini pasti akan terdengar betepa jalangnya aku, tapi aku berani sumpah kalau aku bukan tipe wanita seperti itu. Mungkin kadangkadang aku bertingkah seperti itu, tapi sungguh, yang kamu dengar beredar di luar sana itu hanyalah gossip yang dibesarbesarkan saja Dina menjelaskan panjang lebar.

Dina! Dengar, aku benarbenar cuma penasaran saja. Dan itu juga bukan urusanku.

Aku sudah pernah tidur dengan mereka semua kecuali Ahmad. Mata Kiki terbelalak lebar, tidak seperti janjinya sebelumnya. Bukannya dengan semuanya sekaligus. Waktunya berlainan semua. Kamu paham maksudku kan. Johan adalah pria yang mengambil perawanku pertama kali my first. Kejadiannya sewaktu masih di SMU. Dany dan aku yah, persahabatan kami selalu ada nilainya, kalau kamu paham maksudku.

Kamu sudah pernah tidur dengan Hendra? Kiki bertanya begitu saja tanpa berpikir. Candu dan alkokoh akan membuatmu berbuat begitu juga.

Dina menatap Kiki, dia merasa sedikit nervous dengan pertanyaan tersebut, juga sedikit terkejut karenanya. Sebelum dia menjawab pertanyaan tersebut, suara dari sebuah handphone memecahkan suasana malam itu.

Sial, itu HPku, kata Kiki, segera berlari menuju tasnya di dekat panggangan. Pasti Hendra.

Aku akan ke dalam, kata Dina begitu di dengarnya suara Kiki yang mulai bicara di telpon. Dina melangkah ke dalam rumah dengan meninggalkan jejak kaki basah di sepanjang lantai beranda belakang.

Kamu abis ngisep Candu ya? tanya Hendra di telpon.

Mm kenkenapa kamu Tanya brgitu? jawab Kiki, mencoba sebisanya untuk bersikap normal.

Kamu benerbener mabuk Candu! Kiki harus menjauhkan HP dari telinganya karena Hendra tertawa keras sekali di seberang telpon sana. Rupanya adikku sudah berhasil membuat kamu ngisep Candu. Wow

Apa maksudnya ini, Tuan? Tanya Kiki.

Maksudnya aku sudah kalah taruhan. Ah, lupakan saja. Apa kamu senang di sana?

Ya lebih dari yang aku kira.

Tuh kan, temantemanku nggak brengsekbrengsek amat.

Apa kamu sudah pernah tidur dengan Dina? tamya Kiki, pertanyaan itu masih mengendap dalam kepalanya.

Sayang, jangan bercanda. Tentu saja tidak.
http://planetngentot.blogspot.com/

Foto Bokep Jika saja dia tidak dalam pengaruh Candu dan alcohol seperti sekarang ini, pasti dia akan mengatakan kalau Hendra bohong. Kiki sudah mengenal cukup lama untuk mendeteksi halhal seperti itu. Tapi dengan keadaannya yang seperti sekarang ini, dia tak pasti.

Kamu kamu nggak bohong kan? tanyanya tak yakin. Astaga, aku nggak bisa. Hendra, apa kamu bicara jujur?

Oh Kiki, aku berani sumpah, Dina dan aku tidak pernah tidur bareng. Kenapa kamu tanyakan ini?

Soalnya, dia sudah pernah tidur dengan adikmu. Dan dia sudah kenal kamu sejak dulu

Itu waktu masih kuliah, ingat kan kalau aku lebih tua dari merka. Dia benarbenar sudah pernah tidur dengan Johan?

Ya, jawab Kiki. Sekarang semua yang dikatakan Hendra terdengar bohong. Kiki tak tahu bagaimana mengatasi hal ini.

Wow. Johan belum pernah menceritakan ini padaku menarik.

Hey, aku dengar mereka memanggilku, Kiki berbohong. Aku harus pergi.

Ok. I love you, baby. Aku akan telpon lagi besok. Kiki menganggukd. Kenapa itu juga terdengar bohong?

I love you, too. Good night.

Night.

Dimatikannya HP itu, Kiki bangkit lalu berjalan menuju ke dalam rumah dengan hatihati, dia melangkah dengan hati tak pasti bukan hanya karena Candu yang dihisapnya, tapi juga karena percakapannya dengan suaminya di telpon tadi.

Pikirannya benarbenar kosong hingga dia sampai tidak menyadari akan kejadian yang tengah berlangsung di ruang tengah sampai akhirnya dia berada sangat dekat.

Dina sedang duduk di sofa, diantara Ahmad dan Johan. Saat Kiki berjalan mendekat, Dina sedang asik bercumbu dengan Ahmad sedangkan Johan tak hentinya meraba tubuh dan pahanya. Johan menelusuri sekujur tubuh Dina, tangannya meremasi payudara montok itu sambil memberi ciuman pada leher Dina.

Kiki berdiri di sana seakan binatang buruan yang terperangkap, menyaksikan Dina yang bergantian berciuman dengan Ahmad lalu melumat bibir Johan.

Dany duduk di pojok lain ruang tengah ini, dia terlihat sangat mabuk dan tersenyum seperti orang idiot. Dia menoleh dan melihat Kiki, lalu berkata sambil menunjuk pada pangkuannya. Ayo ke sini saja. Pemandangannya lebih indah dari sini.

Bergerak seperti bukan dengan kehendaknya sendiri, Kiki duduk di ujung kursi di samping Dany. Apa yang terjadi? akhirnya dia bertanya.

Well, bisik Dany, sambil bergerak mendekat, ini berawal dari sebuah kontes: who was a better kisser. Berawal dari situ, yah bisa kulihat kalau Dina nggak keberatan dengan kedua peserta itu. Kiki diam saja membiarkan Dany menariknya ke pangkuannya, dan segera saja dia rasakan ereksi pria ini menekan pantatnya dari balik gaunnya.

Kiki masih shock untuk bereaksi dengan kejadian dihadapannya ini dan terlalu mabuk oleh Candu dan minuman yang dikonsumsinya. Dia juga merasa sedikit marah pada Hendra, dan dia tak mampu berpikir kenapa. Tangan Dany terasa nikmat saat melingkar di perutnya, dan Kiki merebahkan tubuhnya bersandar pada Dany, sambil menyaksikan Dina yang menerima ciuman dari kedua pria itu.

Dany merasa sangat excited mendapati Kiki berada dalam pangkuannya. Dengan cepat lengannya melingkari pinggang ramping itu, dan senyumnya semakin lebar saja ketika Kiki menyandarkan tubuh padanya.

Rambutnya terasa halus dan harum, dan parfumnya sungguh meracuni benaknya yang pekat. Dany sangat menginginkan wanita ini melebihi apapun, dan saat ini, jika dia dapat mengarahkan moment ini ke arah yang benar, dia yakin akan bisa memenangkan hadiahnya.

Akhirnya Dina menghentikan percumbuan itu dan mengipasi dirinya menggunakan tangan. Wow! Tadi sangat hot. Aku nggak bisa memutuskan siapa better kissernya. Aku rasa imbang.

Oh, nggak adil! Kiki, kamu yang putuskan, kata Dany, sambil meremas pinggang Kiki.

Kiki menggelengkan kepalanya pelan. Tidak, aku tidak bisa

Ya, aku rasa itu bukan ide yang bagus, jawab Johan. Bagaimanapun juga, ini adalah istri kakaknya. Dia tak yakin bisa melakukannya dengan kakak iparnya sendiri. Itu adalah sisi rasioanalnya yang bicara. Ketika dia memandangi tubuh Kiki, nafsunya berteriak untuk melakukannya. Ayao lakukan saja!

Oh, Johan, its just a kiss, kata Dany, dia menatap dengan Johan dengan pandangan penuh arti. Johan tahu kalau Dany punya hasrat pada Kiki. Mereka semua mengincarnya. Hanya saja Dany yang terus terang menunjukkannya.

Dia tak peduli apa Kiki sudah menikah atau bercerai atau jadi janda atau apa sajalah. Kalu dia sedang tertarik pada seorang wanita, maka dia akan terus mengejarnya. Meskipun itu isteri temannya. Tidak bisa mempercayai Dany begitu saja, tapi itu jugalah yang merupakan salah satu daya tariknya.

Ya, hanya ciuman saja, Kiki berkata pada Johan, menengahi. Johan tak bisa mempercayai hal ini! Dia tahu kalau Dany akan berkata begitu, tentu saja. Tapi Kiki?

Dina tertawa pelan dan bangkit dari himpitan dua pria ini. Sorry jadi melibatkan kamu, Ki. Aku benarbenar nggak bisa memilih.

Kiki juga tertawa, dia merasa tak yakin dengan perbuatannya, tapi juga tak mau mempertanyakannya lagi. Dia duduk diantara dua pria tampan ini dan menepuk kedua lutut mereka layaknya seorang ibu yang menghibur puteranya. Ahmad, yang juga memendam hasrat pada wanita ini, wanita yang sudah menikah ini, buah terlarang untuk dipetik.

Cincin berlian yang melingkari jari manisnya yang menandakan bahwa dia sudah dimiliki, terlihat bersinar lebih terang. Tapi Kiki memang selalu terlihat menggairahkan. Ahmad diam saja menunggu Kiki yang memulainya.

Kiki menghadap ke arah Johan, lengannya bergerak melingkari leher adik iparnya ini. Dia tersenyum dan bilang, Santai saja, sebelum pejamkan matanya dan mendekat. Johan merasa bibir kakak iparnya ini terasa sangat lembut di bibirnya, hangat dan lembut.

Sekilas, dia membayangkan bagaimana rasanya jika bibir ini memagut penisnya. Bibir Kiki membuka dan dia mulai menggerakkan lidahnya menggoda diantara ciuman mereka.

Setelah sekitar dua atau tiga menit berciuman, Kiki melepaskan diri, senyumnya terlihat jelas pancaran terpuaskan di wajahnya lalu dia mencium ujung hidung Johan. Tanpa berkata apapun dia berpaling ke arah Ahmad, tangannya segera mengalung di leher pria ini, dan langsung melumat bibirnya. Pria keturunan timur tengah ini merasa kalau sebuah ciuman yang indah adalah awal dari sebuah hubungan seksual.

Dia tak percaya anggapan Ëœsebuah ciuman hanyalah sebuah ciuman karena dia tahu betapa dahsyatnya kekuatan sebuah ciuman itu. Dia menggoda dengan bibirnya, karena kalau dia bisa membuat wanita terkesan karenanya, Ahmad tahu kalau sang wanita akan mengharapkannya agar dibuat terkesan diseluruh bagian tubuhnya.

Dia mencium isteri Hendra tak beda sedikitpun terhadap wanita lainnya, dan dirasakannya kalau batang penisnya mengeras oleh gairah. Kiki juga adalah seorang yang mahir berciuman. Dia suka bermain dengan bibir dan lidahnya, menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, menggoda dengan gerakan sensual. Ahmad langsung menyambut tantangan ini.

Johan seorang kisser yang hebat, Kiki harus mengakuinyat, tapi Ahmad jauh lebih hebat. Dia bermain dengannya hanya menggunakan bibirnya saja untuk melumatnya, dan Kiki benarbenar merasa jadi sangat basah hanya karena sebuah ciuman ini. Sama sekali tak ada tarian lidah di sini.

Ketika Kiki merasa merasakan tangan Ahmad berada di payudaranya yang kencang, reflek dia mengerang di mulut pria ini, merasa mulai melayang akan cumbuannya, dan Kiki sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi. Dia harus berhenti, dunianya terasa berputar.

Akhirnya Kiki menghentikan ciumannya, nafasnya tersengal, dan wajahnya merona merah. Itu sangat hebat, kelaian berdua hebat.

Mereka berdua sama hebatnya, kan?

Kiki mengangguk, tapi harus diakuinya kalau Ahmadlah sang pemenangnya. Maaf Johan, Tapi Ahmad Dia hanya goyangkan kepalanya.

Nah, kata Dina, sambil berdiri. Ini semua harus jadi seorang juri benarbenar membuatku kepanasan. Setuju kan, Kiki? Kiki hanya mengangguk. Ada yang mau gabung dengan aku dan Kiki untuk renang?

Tangan Dina terjulur ke arah Kiki dan membantunya berdiri. Tanpa berkatakata apapun lagi, kedua wanita itu mulai berjalan keluar ke arah kolam renang. Ketika keduanya sudah berada diluar, dalam dinginnya udara malam itu, Kiki berbisik, Aku nggak bawa pakaian renang.

Pakai bra celana dalam saja jawab Dina.

Aku nggak pakai bra juga.

Ngak apaapa, jawab Dina lagi. Aku juga nggak pakai kok. Dina tersenyum pada Kiki yang tampak terkejut, tapi langsung meraih ujung kaos katunnya dan kemudian melepaskannya dari tubuhnya. Payudara besarnya membusung menantang pada dadanya seakan sebuah balon udara.

Gundukan dua buah daging yang terlihat indah di dadanya, dan putingnya menghias mungil di kedua ujungnya, benarbenar alami tak seperti putting putting pada payudara hasil silicon yang melebar karena operasi. Dina tertawa kesil melihat mata Kiki yang tak lepas dari kedua payudaranya yang terpampang jelasitu.

Bagaimana? Mau gabung denganku tidak? Tanya Di
banner

Related Posts:

0 comments: