Friday, June 12, 2020

Cerita Dewasa - Aku Menjadi Pemuas Nafsu Majikan Ku

Aku Menjadi Pemuas Nafsu Majikan Ku  




Cerita Dewasa -  
Saya berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang bisa dibilang kekurangan.



Di kampung, orang tua saya bekerja sebagai buruh tani.

 Saya adalah anak pertama dari dua besaudara, adik perempuan saya masih duduk di bangku SMP.

Sudah sekitar setahun saya lulus dari SMA, tapi saya masih menganggur dan hanya membantu orang tua di rumah.

Sebenarnya saya ingin melanjutkan pendidikan saya ke Perguruan Tinggi, tetapi karena tidak ada biaya, saya harus mengurungkan niat saya untuk kuliah.

Akhirnya, dengan berbebekal ijazah saya memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan mencari pekerjaan disana.

Selama di Jakarta saya tinggal di rumah sepupu saya yang kebetulan orang tuanya punya usaha warung makan.

Sepupu saya usianya setahun lebih tua dari saya, dia sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Selain berbekal ijazah SMA, saya hanya memiliki pengalaman sebagai supir angkot.

Saat di kampung, setelah saya pulang sekolah bapak selalu mengajak saya narik angkot.

Bapak supir dan saya menjadi keneknya. Dari situlah saya belajar menyetir mobil dan kadang-kadang menggantikan bapak untuk nyupir angkot.

Setelah dua bulan saya di Jakarta, saya belum juga mendapatkan peekerjaan.

Saya sudah hampir putus asa saat itu. Saya juga malu kalau harus ngrepotin paman dan bibi saya kalau kelamaan numpang disana, walaupun saya juga ikut bantu-bantu di warungnya.

Hingga suatu hari saat sedang membantu berjualan di warung, paman memanggil saya dan menawari saya pekerjaan menjadi supir pribadi Bu Retno.

Bu Retno ini adalah bosnya Pak Rahmat yang sering makan di warung ini.

Tanpa pikir panjang saya langsung menerima tawaran itu, saya pun langsung ganti baju dan ikut dengan Pak Rahmat ke rumah Bu Retno.

Sampai di rumah Bu Retno hati saya berdebar kencang, rumahnya besar dengan halam rumah. Kami dipersilahkan duduk di ruang tamu oleh seorang pembantu yang cukup ramah.

Film Bokep -  Sesaat kemudian muncul seorang wanita dengan senyum ramahnya. Setelah duduk, wanita itu mempersilahkan Pak Rahmat untuk kembali ke kantor.

Berbeda dengan apa yang saya bayangkan, Bu Retno ternyata masih terlihat muda.

“Bener kamu mau jadi supir saya?” tanya Bu Retno ramah.

“Iya Bu” jawab saya singkat sambil mengangguk.

“Kamu masih kuliah?”

“Tidak Bu, saya tamatan SMA, baru lulus SMA satu tahun yang lalu” jawab saya.

“Tapi saya punya pengalaman jadi supir angkot saat masih SMA” sambung saya.

Bu Retno diam sejenak dan menatap saya, memperhatikan saya dari atas sampai bawah.

“Kamu masih muda, lumayan ganteng juga, kok mau jadi supir?”

“Saya butuh uang buat biaya kuliah Bu”

“Ya sudah, kamu saya terima jadi supir saya, tapi harus siap setiap waktu. Bagaimana?” katanya.

“Baik Bu, saya siap”

“Oh ya, nama kamu siapa?”

“Saya Andreas, panggil saja Andre” jawabku.

Begitulah saya akhirnya menjadi supir pribadi Bu retno.

Bu retno adalah seorang janda, dia tinggal bersama anak perempuannya yang berusia 7 tahun dan seorang pembantu.

Tidak terasa setahun sudah saya menjadi supir Bu Retno. Dan diawal tahun ajaran baru saya masuk di sebuah Perguruan Tinggi Swasta.
Semakin lama saya semakin akrab dengan Bu Retno, bahkan saat saya mengantarnya bepergian dia selalu duduk di kursi depan disamping saya.

Hal itu awalnya membuat saya sedikit kagok saat menyetir, tapi lama-lama saya pun menjadi terbiasa.

Suatu hari saya mengantar Bu Retno ke Puncak, dan ketika hari sudah mulai gelap kami kembali ke Jakarta.

Di perjalanan pulang saat melewati daerah perkebunan yang cukup gelap dan sepi, Bu Retno menyuruh saya berbelok dan berhenti di suatu tempat di tengah perkebunan tersebut.

Dia lalu menyuruh saya mematikan mesin mobil, saya menurut saja.
Saya masih tidak mengerti kenapa Bu Retno meminta saya berhenti di tempat seperti ini. Tiba-tiba Bu Retno menarik lengan saya,

“Ndre, coba kamu rebahkan kepalamu dipangkuanku” pintanya.

Saya menurut saja walaupun masih bingung. Saya sedikit kesulitan untuk rebahan karena ruang yang sempit, lalu saya membuka pintu mobil dan menjulurkan kaki keluar pintu dan menaruh kepala saya di paha Bu Retno.

Setelah saya merebahkan kepala saya di pangkuannya, Bu Retno langsung menarik kaos ketatnya keatas. Wow, payudaranya yang besar terlihat samar-samar karena keadaan yang gelap.

“Cium ndre… isep sayang… mainin…” pinta Bu Retno sambil mendekatkan payudaranya ke muka saya.

Baru saya mengerti alasan Bu Retno meminta berhenti di tempat seperti ini.

Sebagai pria normal saya pun bereaksi, kejantanan saya langsung mengeras tegang.

Saya pegang dan saya remas-remas payudara montok Bu Retno, lalu saya jilati dan saya isap-isap putingnya.

Bu Retno tampak terengah-engah dan mendesah tidak karuan.

Kemudian dia menyuruh saya bangun dari pangkuannya. Setelah saya bangun, dia langsung memelorotkan celananya dan juga celana dalamnya sampai bawah kaki.

“Ndre, jilatin sayang… aku udah nafsu banget” kata Bu Retno meminta saya menjilati vaginanya. 

Seperti terhipnotis, saya langsung menuruti permintaannya.

 Saya ciumi dan jilati vaginanya dengan penuh nafsu. Terdengar desahannya saat mulut dan lidah saya bermain-main di liang kewanitaannya.


Foto Bokep -  Beberapa menit kemudian Bu Retno menyuruh saya keluar mobil, dan dia juga menyusul keluar.

Dia membuka bagasi mobil dan mengambil kain seperti karpet kecil, lalu membentangkannya diatas rerumputan.

 Bu Retno merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan mengangkangkan kakinya.

“Ayo Ndre, lakuin sekarang. Cuma ada kita berdua disini” kata Bu Retno.

Tanpa saya jawab, saya langsung membuka pakaian saya sampai saya bugil, lalu saya mengambil posisi diatas Bu Retno yang sudah sangat bernafsu.

Dia memeluk tubuh saya, tangannya meraih penis saya dan mengarahkannya ke lubang vaginanya.

Dengan sedikit dorongan pinggul saya, penis saya langsung masuk kedalam vaginanya. Kami bersetubuh dibawah cahaya bulan di tengah perkebunan.

Saya menggenjot Bu Retno dengan penuh nafsu, saya maju mundurkan pinggul saya menikmati memek Bu Retno.

“Jangan keluar dulu ya, aku masih belum puas” kata Bu Retno disertai rintihan-rintihan kecil yang keluar dari mulutnya.

Saya terus melakukan aktifitas saya menggenjot Bu Retno tanpa menjawab perkataannya.

Sesaat kemudian Bu Retno meminta berganti posisi. Dia menyuruh saya berbaring, dan dia diatas saya. Dia memasukkan penis saya kedalam vaginanya lagi,

kemudian menggoyangkan pinggulnya kedepan-belakang dan keatas-kebawah bergantian.

“Remas Ndre…” kata Bu Retno sambil memegang tangan saya dan mengarahkannya ke payudaranya. 

“Isep Ndre… aaahh… mmhhhh…” pinta Bu Retno sambil terus mendesah.

Saya pun langsung melumat payudaranya dan tangan saya meremas-remas buah dadanya yang satunya bergantian. Saya isap-isap putingnya.

“Aaahh… terus Ndre… oouchhhh… teruskan sayang… oohhh… aahhh…” rintih Bu Retno tidak karuan.

“Aaahhhh… aku keluar Ndre… oohhh…”

“Aku juga mau keluar Bu… aaarghhhh…”

Sesaat kemudian tubuhnya menegang disertai desahan panjang, bersamaan dengan saya memuncratkan sperma

saya didalam memek Bu Retno. Dia lalu terkulai lemas dan memeluk saya.

“Makasih Ndre, kamu hebat banget mainnya” kata Bu Retno sambil mencubit pipi saya dan tertawa genit.

“Iya bu… Ibu suka main di tempat gelap seperti ini ya?”

“Di tempat terbuka kayak gini, aku merasa bergairah sekali. Lain kali kita cari tempat terbuka yang lain ya, kamu mau kan?” kata Bu Retno mesra.

“Kalau Ibu yang minta, saya menurut saja” jawab saya.

Kami lalu membersihkan kemaluan masing-masing dengan tisu dan air dari botol yang berada di bagasi, kemudian mengenakan pakaian kami.
Setelah istirahat sebentar kami pun melanjutkan perjalanan pulang


banner
Previous Post
Next Post

0 comments: